Tuesday, September 6, 2016

Kiat Usaha | Bisnis Jamur Tiram | Produk Berkualitas | Investasi | Biaya Operasional | Perhitungan Penerimaan

Kiat Usaha Bisnis Jamur Tiram

Mendirikan bisnis sendiri merupakan cita-cita hampir semua orang, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja. Mungkin di antara kita ada yang sudah bekerja atau ada ibu rumah tangga yang mengidamkan suatu kegiatan produktif yang dapat dilakukan di rumah. Untuk itu, bisnis sendiri dapat menjadi pilihan untuk dilakukan. Dengan asumsi bahwa menjalankan bisnis sendiri dapat dilakukan sefleksibel mungkin sehingga ke depannya bisa mendapatkan kebebasan finansial, dan lebih jauh lagi bisnis yang dibangun dapat diwariskan.

Tentunya mendirikan bisnis sendiri memiliki banyak kenikmatan dan manfaat. Nikmat akan didapat tentunya setelah bisnis berjalan dengan lancar dan mendatangkan keuntungan. Selain itu, sekalipun skala rumah tangga tetap harus sadar bahwa di balik banyak manfaat yang bisa diraih, ada banyak juga kerugian yang mungkin akan dirasakan. Hal ini merupakan suatu kewajaran agar tercipta keseimbangan. Biasanya manfaat tidak pernah dibicarakan atau dicarikan solusinya. Namun, kerugianlah yang harus terus dicari solusinya. Kenapa bisa rugi? Kenapa bisa bangkrut? kenapa bisnis.

tidak berkembang?. Untuk itu, kita perlu mengetahui kerugian guna menghindari kegagalan. Sebelum melangkah dalam berbisnis, kita harus mempunyai kiat sukses dalam menjalankan suatu bisnis. Jika kegagalan dapat dihindari, kita bisa disebut sebagai pebisnis sukses dan niscaya akan ada kepuasan tersendiri karena kesejahteraan dengan sendirinya datang menghampiri. Berikut beberapa kiat dalam menjalankan usaha jamur tiram skala rumah tangga.

Proses Menghasilkan Produk Berkualitas


Beberapa tahapan untuk menghasilkan produk jamur berkualitas antara lain sebagai berikut.
  1. Jamur yang dipanen adalah jamur yang berukuran cukup besar, bertepi runcing, tetapi belum pecah atau jamur yang belum berkembang sempurna. Jamur dalam tahap ini tidak mudah rusak jika dipanen. Jamur dipanen bersama pangkal/ bonggolnya.
  2. Jamur yang telah dipanen dicuci dengan air bersih lalu dilakukan penyortiran. Tubuh buah dipisahkan dari pangkalnya. Jika dalam budidayanya terpaksa digunakan pestisida, racun pestisida akan mengendap pada bagian pangkal. Hal ini juga membuktikan bahwa jamur memang dapat menyerap racun. Namun, tetap saja ada kemungkinan residu yang tertinggal pada tubuh buah. Untuk itu, jamur perlu dibersihkan terlebih dahulu dengan air bersih. Jamur kemudian dikemas dalam plastik, kemudian udaranya dikeluarkan menggunakan alat kedap udara. Alat ini dapat dibeli seharga Rp 1—2 juta. Semakin sedikit udara di dalam plastik, semakin tahan jamur tiram segar untuk disimpan. Penyimpanan dengan plastik kedap udara dapat mempertahankan kesegaran jamur. Setelah dikemas, jamur siap untuk dipasarkan atau disimpan dalam keadaan segar. Setelah panen, jamur juga dapat langsung dikonsumsi dengan cara dimasak menjadi makanan olahan jamur. melakukan diversifikasi produk, seperti membuat makanan olahan dari jamur yang inovatif dan variatif akan memberikan nilai jual plus. Dalam pemasarannya kita dapat menggunakan selebaran atau plang sebagai medianya. Selebaran dapat disebarkan mulai dari tetangga sekitar tempat tinggal. Adapun, plang nama usaha dapat ditempatkan di beberapa lokasi yang strategis di sekitar tempat usaha, bisa di depan gang, di pinggir jalan, atau di depan tempat usaha.
  3. Melalui pertemuan arisan. Bagi ibu-ibu rumah tangga yang memiliki perkumpulan rutin seperti arisan misalnya, dapat memanfaatkan jaringan ini untuk memasarkan jamur segar dan produk makanan ringan olahan jamur, seperti keripik jamur, pizza jamur, atau lumpia jamur. Seperti umumnya bisnis makanan, jika memang kualitas dan cita rasa produk banyak digemari, konsumen akan secara otomatis memasarkan ke orang lain melalui promosi mulut ke mulut.
  4. Jika sudah mahir dalam membudidayakan jamur tiram dengan skala yang lebih besar, bisa memberanikan diri untuk mengembangkan ke bisnis lain sehingga produk yang dipasarkan tidak hanya sebatas jamur segar dan makanan berbahan dasar jamur saja, tetapi juga menawarkan jasa, misalnya menjadi penyedia sarana pelatihan budi daya jamur tiram, penyedia baglog siap pakai, atau dapat pula mendirikan usaha lain yang memanfaatkan limbah jamur tiram.
Kelayakan suatu kegiatan usaha atau budi daya dapat dilihat dari perhitungan analisis usahanya. Analisis tersebut bukan hanya sebatas perhitungan jumlah untung atau rugi yang diperoleh, tetapi juga mencakup berbagai aspek yang menunjang kelancaran usaha atau budi daya

Berikut analisis usaha pada usaha jamur tiram skala rumah tangga, yakni dengan asumsi bahwa usaha yang dilakukan memiliki periode lima tahun dengan kapasitas per satu periode (6 bulan) adalah 7.500 baglog.
Investasi
Biaya Operasional (Per 6 Bulan)



Perhitungan Penerimaan
Berikut asumsi yang akan diterima dari usaha budi daya jamur tiram dalam satu periode (6 bulan).
  • Persentase keberhasilan inokulasi = 80%
  • Jumlah baglog yang dapat berproduksi = 6.000 baglog
  • Rata-rata produksi per baglog = 800 g
Berdasarkan asumsi di atas, perhitungan pendapatan dan keuntungan yang bisa diperoleh adalah sebagai berikut.
  • Jumlah jamur yang dihasilkan = 6.000 x 800 = 4.800.000 g atau 4.800 kg.
  • Bila harga jual jamur tiram = Rp 9.000/kg, pendapatan yang diperoleh = 9.000 x 4.800 = Rp 43.200.000
  • Keuntungan/laba yang diperoleh
  • Pendapatan - Total biaya operasional Rp 43.200.000 - Rp 14.322.500 = Rp 28.877.500
  • Pendapatan selama 5 tahun (10 periode) Rp 28.877.500 x 10 = Rp 288.775.000
Peluang Usaha Budidaya Jamur
Budidaya
Memuilai Budidaya Jamur