Showing posts with label Manfaat. Show all posts
Showing posts with label Manfaat. Show all posts

Thursday, June 23, 2016

Lezat Luar Dalam, Kulit Pisang, Menu Batang Pisang, Kulit Pisang

Konsumsilah 4 batang pisang untuk memenuhi 2.100 kkal per hari. Itu setara dengan menyantap 3 piring nasi goreng.


Konsumsi batang pisang? Pada zaman penjajahan Jepang, masyarakat memang mengonsumsi batang pisang sebagai sayuran. Namun, kini batang pisang itu sebutan untuk olahan buah berbentuk batang berukuran 10 cm x 3 cm. Itu kreasi tim peneliti dari Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (B2PTTG), yakni Rohmah Luthfiyanti STP, Taufik Rahman, Riyanti Ekafitri, Diki Nanang Surahman, dan Dewi Desnilasari. “Supaya kebutuhan kalori dapat dipenuhi dengan cara yang praktis dan mudah,” tutur Rohmah Luthfiyanti.
Menu dari Pisang

Untuk memenuhi komposisi 2.100 kkal yang terdiri dari 10-15% protein, 40-50% karbohidrat, dan 35-45% lemak, Rohmah mencampur bahan baku-tepung pisang, pure pisang, tepung kedelai, tepung ubijalar, dan margarin, la memanfaatkan tepung pisang nangka yang belum terlalu matang. “Selain mempermudah proses, kandungan karbohidrat lebih banyak," kata Rohmah.

Panggang


Rohmah dan rekan pernah menggunakan pisang ambon, pisang raja, dan pisang kepok. Uji organoleptik ketiga bahan itu membuktikan bahwa pisang ambon lebih pas. Meski begitu, Rohmah tetap menggunakan pisang nangka yang lebih mudah diperoleh di Subang, Jawa Barat.

Bagaimana dengan tepung kedelai sebagai sumber protein? “Sebelumnya kami pernah mencoba tepung kacang hijau, tepung kacang koro, dan tepung kecipir. Penggunaan ketiga tepung itu mempengaruhi rasa fruitbar menjadi langu,” kata Dewi Desnilasari. Para peneliti itu menemukan komposisi yang pas untuk memenuhi 10-15% protein adalah tepung kedelai.

Untuk mendapatkan tekstur yang garing dl luar dan lembut di dalam atau case hardening Rohmah dua kali memanggang. Pemanggangan pertama bersuhu rendah, pemanggangan kedua bersuhu tinggi. Dinginkan adonan itu di suhu ruang lalu kemas dengan aluminium foil. Fruitbar tahan hingga 1,5 tahun.

Menurut Taufik fruitbar bisa dilakukan untuk skala rumah tangga. Calon produsen hanya memerlukan peranti pencampur (mixer), blender, penggiling, cetakan, loyang, dan oven. Campur tepung pisang, tepung kedelai, dan tepung ubijalar-semua dalam bentuk kering. Tepung ubijalar sumber karbohidrat dan perekat adonan. Setelah Itu campur bahan basah berupa pure pisang nangka matang, gula, garam, dan margarin. Kemudian campurkan bahan kering dan bahan basah itu dengan mixer sampai rata. Cetak adonan 10 cm x 3 cm x 2 cm dan panggang 2 kali.

Kulit PisangKulit Pisang


Selain daging buah, kulit pisang tak kalah lezat. Nun di Malang, Provinsi Jawa Timur. Dewi Aminatul Maesyaroh membuat nata berbahan kulit pisang. Semula Dewi mengolah seluruh kulit pisang Itu, tetapi hasilnya tidak bagus. “Nata yang dihasilkan berwarna Gokelat, tidak putih," katanya.

Pada uji coba berikutnya Dewi hanya menggunakan kulit pisang bagian dalam. Hasilnya, nata berwarna putih bersih. Dari 2 kg kulit pisang, Dewi membuat 30 kap minuman nata pisang yang tahan simpan hingga 3 hari. Dewi mengatakan banyak kalangan seperti dosen dan mahasiswa yang menggemari nata pisang kreasinya. Dewi mengatakan kunci keberhasilan membuat nata pisang adalah kebersihan. “Penyebab nata tak terbentuk karena alat tak steril sehingga ada bakteri lain yang berkembang selain Acetobacter,” ujar Dewi.

Kulit pisang potensial menjadi bahan baku yoghurt.

Ratna Wirawati dan kawan-kawan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memanfaatkan kulit pisang menjadi yoghurt untuk menekan biaya produksi. Meski terbuat dari kulit pisang, produk yang dinamakan YogurtYlppiegood itu laris saat dipasarkan. “Dari hasil kuestioner, 85% konsumen setuju rasa yogurt kulit pisang ini enak,” kata Ratna. Olahan-olahan itu membuktikan bahwa bukan hanya daging buah yang lezat, bahkan kulit pisang pun menjadi santapan nikmat bergizi. (Pranawita Karina/Peliput: Andari Titisari & Rosy Nur Apriyanti)
Kulit Pisang Enak

Budidaya Kacang Panjang
Budidaya
Menu Dalam Seminggu

Selengkapnya → Lezat Luar Dalam, Kulit Pisang, Menu Batang Pisang, Kulit Pisang

Wednesday, June 22, 2016

Kolang-kaling bukan hanya populer di Indonesia, tapi juga di Filipina dan Thailand.

Kolang-kaling bukan hanya populer di Indonesia, tapi juga di Filipina dan Thailand.


Mentari pada April tahun 2014 itu begitu terik menyinari Manila, Filipina. Cuaca panas membuat tubuh Cheska Siongco bermandi keringat. Mahasiswi Universitas Ateneo de Manila itu lalu singgah di sebuah warung penjaja halo-halo untuk mencari pelepas dahaga. Dalam bahasa Tagalog-bahasa nasional Filipina ho/o berarti campur. Minuman itu memang mirip es campur di tanahair. Di dalamnya ada potongan kaong alias kolang-kaling, daging buah nangka, ubi ungu, nata de coco, kacang merah, dan daging kelapa muda.

Es serut menutup menu itu, lalu disiram santan atau es krim. Harganya relatif murah, hanya 40 peso atau sekitar Rp 9.000 per porsi. Menyeruput semangkuk halo-halo saat panas memanggang, wuih... betapa lezatnya. Pada musim panas halo-halo menjadi minuman favorit warga Filipina. “Di tepi-tepi jalan banyak sekali penjaja minuman itu,” ujar Cheska kepada Trubus. Persis seperti di tanahair ketika Ramadan yang ramai penjual aneka minuman saat menjelang buka puasa.


Menu favorit

Cheska, gadis berlesung pipi itu, sebetulnya kurang menyukai kolang-kaling dalam halo karena tawar. Itu karena kaong untuk halo hanya direbus tanpa tambahan gula. "Saya sebetulnya lebih suka manisan kaong,” ujar Cheska. la lebih suka mengonsumsi manisan kolang-kaling karena manis sehingga lebih menyegarkan. Warga Filipina juga kerap mengonsumsi kaong sebagai campuran salad buah.

Komoditas aren Arenga pinnata memang tumbuh di Filipina. Tanaman kerabat kelapa itu tumbuh subur mulai dari Asia Selatan hingga Asia Tenggara. Itulah sebabnya masyarakat di negara-negara di kawasan itu punya kebiasaan mengonsumsi kolang-kaling. “Saya pernah melihat makanan berbahan kolang-kaling di Thailand,” ujar Chandra Gunawan, pebisnis yang kerap berpergian ke negeri Gajah Putih.

Menurut Borimas Krutsakom, mahasiswa asal Bangkok, Thailand, lookchid alias kolang-kaling menjadi panganan sehari-hari. "Oleh karena itu permintaan kolang-kaling di sini (Bangkok, red) cukup tinggi,” ujarnya. Beberapa industri makanan di sana mengolah daging biji aren itu menjadi manisan. Produsen mengemas dalam kaleng agar tahan simpan dan dapat dikonsumsi kapan saja.

Dalam kemasan kaleng itu ada yang isinya hanya kolang-kaling yang direndam dalam air gula, ada juga yang berpadu dengan potongan daging buah nangka. “Saya lebih suka makan lookchid segar ketimbang yang kalengan," kata Ratama Daduan, warga negara Thailand yang kini berdomisili di Osaka, Jepang, ketika diwawancarai Trubus. Kolang-kaling kalengan itu mudah dijumpai di pasar swalayan, toko kelontong, bahkan di warung-warung kaki lima.

Untuk memenuhi permintaan kolang-kaling, beberapa pekebun dl Thailand membudidayakan aren dalam hamparan luas. Provinsi Petchaburi dan Songkhla merupakan sentra perkebunan aren terbesar di negeri yang tidak pernah dijajah itu. Bandingkan dengan di Indonesia, para produsen kolang-kaling dan nira masih mengandalkan pohon yang tumbuh liar di hutan-hutan.

Bekal perang
Masyarakat Vietnam juga akrab dengan panganan berbahan kolang-kaling. Di daratan Indocina itu para produsen mengolah kolang-kaling juga menjadi manisan, lalu mengemas dalam kaleng. Konon, saat perang Vietnam tentara Amerika Serikat menyukai manisan busng basng-sebutan kolang-kaling dl Vietnam. Sebab, penganan itu berefek mengenyangkan sehingga tahan lapar saat berperang. Menurut ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir Faisal Anwar MS, kolang-kaling mengandung serat tinggi sehingga menimbulkan rasa kenyang

“Oleh karena itu kolang-kaling cocok dikonsumsi orang yang sedang menjalani diet,” ujar Faisal Anwar. Kandungan serat kolang-kaling juga membantu memperlancar pencernaan. Di Indonesia, buah atep atau kolang-kaling identik dengan bulan Ramadan. Pada bulan Itu pasokan kolang-kaling melimpah ruah di pasar-pasar tradisional. Warga mengolah daging biji buah berwarna putih dan pipih itu menjadi kolak, es campur, dan sekoteng.

Saat hari Idul Fitri, manisan kolang-kaling menjadi hidangan penutup yang mendampingi ketupat dan opor ayam. Sebutan kolang-kaling di banyak negara memang berbeda-beda, busng basng, lookchid, atau kaong. Namun, soal cita rasa dan khasiat tetap sama: kolang-kaling penganan lezat dan berkhasiat bagi kesehatan. (Nabila Chairunnisa).
Budidaya

Selengkapnya → Kolang-kaling bukan hanya populer di Indonesia, tapi juga di Filipina dan Thailand.