Showing posts with label Perkebunan. Show all posts
Showing posts with label Perkebunan. Show all posts
Friday, September 9, 2016
Budidaya Kacang Panjang | Pembibitan | Pengolahan Media Tanam | Teknik Penanaman | Penyulaman
BUDIDAYA KACANG PANJANG
SYARAT PERTUMBUHANTanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.
PEMBIBITAN
- Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
- Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
- Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi gembur.
- Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm.
- Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm.
- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2(10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.
TEKNIK PENANAMAN
- Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.
- Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai
- Benih direndam POC NASA dosis 2 tutup/liter selama 0,5 jam lalu tiriskan
- Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur.
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera disulam.
PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored.
PEMANGKASAN / PEREMPELANKacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
PEMUPUKAN
Dosis pupuk makro sebagai berikut:
Catatan : Atau sesuai rekomendasi setempat.
Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung dari jarak tanam
POC NASA diberikan 1-2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara disemprotkan (4-8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 M2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan (dapat disiramkan dengan dosis + 2 tutup/10 liter air ).
PENGAIRAN
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim.
PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan dan penyemprotan dengan PESTONA.
b. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)
Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan Natural BVR
c. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak, Semprot Natural VITURA
d. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
e. Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong. Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman. Disemprot dengan PESTONA
f. Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih sebelum ditanam dengan Natural GLIO dan POC NASA dan membuang rumput-rumput dari sekitar tanaman.
g. Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).
Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan. Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus, semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
h. Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.)
Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas ketiak memendek dan membentuk “sapu”. Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit mosaik.
i. Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati dan gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
PANEN DAN PASCA PENEN
- Ciri-ciri polong siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol
- Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan
- Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam.
- Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat penampungan, lalu disortasi
- Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg dan siap dipasarkan
Friday, September 2, 2016
Perencanaan, Usaha Budi Daya, Tanaman Pangan, Contoh Tanaman Pangan
Perencanaan Usaha Budi Daya Tanaman Pangan
Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar penduduknya mempunyai mata pencaharian di berbagai bidang pertanian, seperti budi daya tanaman pangan. Kelompok tanaman yang termasuk komoditas pangan adalah tanaman pangan, tanaman hortikultura nontanaman hias dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk pangan. Dal am pembelajaran kali ini, kita akan mempelajari tentang tanaman pangan utama, yaitu tanaman yang menjadi sumber utama bagi karbohidrat dan protein untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia.
Hasil budi daya tanaman pangan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri. Hasil budi daya tanaman pangan juga diperdagangkan sehingga dapat menjadi mata pencaharian. Hal ini menjadikan tanaman pangan sebagai komoditas pertanian yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.
Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman pangan. Keberagaman jenis tanaman pangan yang kita miliki merupakan anugerah dari Yang Mahakuasa sehingga kita harus bersyukur kepada-Nya. Bentuk syukur kepada Yang Mahakuasa dapat diwujudkan dengan memanfaatkan produk pangan yang dihasilkan oleh petani dengan sebaik-baiknya. Pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang melimpah ini, bisa dengan menjadikannya sebagai pilihan dalam berwirausaha, yaitu wirausaha di bidang tanaman pangan.
Tanaman pangan adalah sumber kehidupan bagi manusia. Jadi, keberadaannya akan selalu dibutuhkan selagi manusia masih hidup. Maka, wirausaha di bidang budi daya tanaman pangan akan terus menjadi peluang yang baik, selama manusia masih membutuhkan pangan untuk kehidupannya.
Tanaman pangan dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu tanaman semusim dan tanaman tahunan. Tanaman semusim adalah tanaman yang dipanen dalam satu musim tanam, yaitu antara 3-4 bulan, misal jagung dan kedelai atau antara 6-8 bulan, seperti singkong. Tanaman tahunan adalah tanaman yang terus tumbuh setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka waktu lebih dari dua tahun, misalnya sukun dan sagu.
Tanaman pangan juga dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu serealia, kacangkacangan dan umbi-umbian. Kelompok serealia dan kacang-kacangan menghasilkan biji sebagai produk hasil budi daya, sedangkan umbi-umbian menghasilkan umbi batang atau umbi akar sebagai produk hasil budi daya.
Tanaman pangan juga dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu serealia, kacangkacangan dan umbi-umbian. Kelompok serealia dan kacang-kacangan menghasilkan biji sebagai produk hasil budi daya, sedangkan umbi-umbian menghasilkan umbi batang atau umbi akar sebagai produk hasil budi daya.
Contoh tanaman pangan
Berbagai jenis tanaman pang an yang tumbuh di negeri kita tercinta Indonesia, adalah sebagai berikut:
Padi memiliki batang yang berbuku dan berongga. Daun dan anakan tumbuh dari buku yang ada pada batang. Bunga atau malai muncul dari buku yang terakhir. Akar padi berupa akar serabut. Bulir padi terdapat pada malai yang dimiliki oleh anakan. Budi daya padi dikelompokkan menjadi padi sawah, padi gogo, dan padi rawa. Tanaman padi diperbanyak dengan menggunakan biji.
Budi daya tanaman padi |
Jagung memiliki batang tunggal yang terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung terdapat pada setiap buku pada batang. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah, tetapi masih pada pohon yang sama. Bunga jantan terletak di ujung batang, sedangkan bunga betina (tongkol) berada di bagian tengah batang jagung. Jagung dapat ditanam di lahan kering maupun di lahan sawah sesudah panen padi. Tanaman jagung diperbanyak dengan biji.
Budi daya tanaman jagung |
Tanaman sorgum sekilas mirip dengan jagung. Sorgum memilik batang yang berbuku-buku. Kadang-kadang sorgum juga dapat memiliki anakan. Sorgum memiliki bunga yang tersusun dalam malai yang terdapat di ujung batang. Sorgum diperbanyak dengan biji. Sorgum dapat ditanam pada berbagai kondisi lahan, baik lahan subur maupun lahan kurang subur atau lahan marjinal karena sorgum memiliki daya adaptasi yang luas.
Budi Daya Sorgum (Sorghum bicolor L.) |
4. Kedelai (Glycine max L.)
Kedelai merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman antara 40-90 cm, memiliki daun tunggal dan daun bertiga (trifoliate). Daun dan polong kedelai memilliki bulu. Tanaman kedelai memiliki umur antara 72-90 hari. Polong kedelai yang telah masak ditandai dengan kulit polong yang berwarna cokelat. Kedelai diperbanyak dengan biji. Berdasarkan warna bijinya, kedelai dibedakan menjadi kedelai kuning, hijau kekuningan, cokelat, dan hitam. Endosperm kedelai umumnya berwarna kuning. Kedelai dapat ditanam di lahan kering atau di sawah sesudah panen padi.
Kedelai merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman antara 40-90 cm, memiliki daun tunggal dan daun bertiga (trifoliate). Daun dan polong kedelai memilliki bulu. Tanaman kedelai memiliki umur antara 72-90 hari. Polong kedelai yang telah masak ditandai dengan kulit polong yang berwarna cokelat. Kedelai diperbanyak dengan biji. Berdasarkan warna bijinya, kedelai dibedakan menjadi kedelai kuning, hijau kekuningan, cokelat, dan hitam. Endosperm kedelai umumnya berwarna kuning. Kedelai dapat ditanam di lahan kering atau di sawah sesudah panen padi.
Budi daya Tanaman Kedelai |
5. Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.)
Kacang tanah dapat ditanam di lahan kering dan lahan sawah sesudah panen padi. Kacang tanah diperbanyak dengan biji. Kacang tanah memiliki batang yang bercabang dengan tinggi tanaman antara 38- 68 cm. Tanaman ini memiliki tipe tumbuh dengan memanjang di atas permukaan tanah. Kacang tanah memiliki polong yang tumbuh dari ginofor di dalam tanah. Kacang tanah dapat dipanen pada umur 90-95 hari setelah tanam.
Budi daya Kacang Tanah |
6. Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Tanaman kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim yang mempunyai umur panen antara 55-65 hari setelah tanam. Kacang hijau memiliki tinggi tanaman antara 53-80 cm, batang bercabang serta daun dan polong yang berbulu. Kacang hijau diperbanyak dengan biji. Kacang hijau dapat ditanam di lahan kering maupun di lahan sawah sesudah panen padi.
Kacang Hijau (Vigna radiata L.) |
7. Singkong (Manihot utilissima)
Tanaman singkong atau ubi kayu merupakan tanaman berkayu yang dipanen umbinya. Daun tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Tanaman ubi kayu dapat menghasilkan biji, tetapi tidak digunakan untuk perbanyakan. Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Umur tanaman ubi kayu sekitar 8-10 bu Ian. Tana man ubi kayu mempunyai daya adaptasi yang luas, tetapi umumnya, ubi kayu ditanam di lahan kering.
Budi Daya Tanaman Singkong |
8. Ubi Jalar (lpomoea batatas L.)
Tanaman ubi jalar adalah tanaman pangan yang memiliki batang panjang menjalar. Tipe pertumbuhannya dapat berupa semak, semakmenjalar atau menjalar. Ubi jalar dapat diperbanyak dengan bagian ubi, pucuk batang dan setek batang. Umur tanaman ubi jalar berkisar antara 4-4.5 bulan. Ubi jalar umumnya ditanam pada guludan tanah di lahan tegalan atau lahan sawah. Warna kulit umbi maupun warna daging umbi bervariasi, mulai dari umbi yang berwarna putih, krem, orange atau ungu.
Budi daya Tanaman Ubi Jalar |
Tanaman pangan menyebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia dan terdapat beberapa daerah yang menjadi sentra pengembangan tanaman pangan tertentu. Hal ini disebabkan oleh kebiasan masyarakat dalam mengembangkan tanaman pangan tertentu dan kesesuaian lahan. Misalnya, Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Jawa Tengah menjadi sentra produksi beras. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, dan Jawa Timur adalah sentra produksi untuk kedelai.
Tanaman serealia umumnya diperbanyak dengan biji serta dapat dibudidayakan di lahan sawah atau lahan kering, sedangkan tanaman pangan umbi-umbian diperbanyak dengan stek serta umumnya ditanam di lahan kering. Berdasarkan ketinggian wilayah, tanaman pangan dapat dibudidayakan pada berbagai jenis lahan dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Salah satu usaha untuk mencapai hasil yang optimal adalah menanam varietas yang sesuai untuk masing-masing budi daya. Sampai saat telah banyak dihasilkan varietas untuk setiap jenis tanaman pangan.
Saturday, June 25, 2016
Memadukan Singkong dan Cabai Mendapakan Keuntungan Berlipatganda
Laba menanam singkong di lahan 1.900 m2 mencapai Rp 22-juta.
Bambang Mulyono meraih laba Rp44-juta saat memadukan singkong dan cabai di lahan sama.
Bambang Mulyono menanam singkong berjarak tanam 1 m x 1 m sehingga total poulasl 1.900 batang. Dengan produktivitas rata-rata 15 kg per tanaman, total panen singong manggu itu mencapai 28 ton. Pada tingkat harga Rpl.000 per kg, omzet Bambang paling pol Rp28.000.000. Setelah dikurangi biaya produksi, laba bersih mencapai Rp22 juta.
la tergerak menumpangsarikan singkong dan cabai karena “tak sabar” menanti panen ubikayu yang relatif lama. Selain itu, "Jika salah satu gagal, masih ada komoditas lain yang bisa diharapkan," kata pekebun di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, itu.
Total populasi singkong di lahan 1.900 m2 hanya 600 tanaman; sedangkan cabai, 6.000 bibit. Kedua komoditas itu tumbuh di bedengan berukuran 40 m x 1,2 m setinggi 30 cm dengan jarak antarbedengan 40 cm. Di setiap bedeng ia menanam Laba ganda
Pekebun berusia 41 tahun itu memanen total 6 ton cabai hingga panen terakhir pada saat tanaman berumur 4 bulan. Saat itu, pada Mei 2011, harga cabai fluktuatif antara Rp. 7.500-Rpl2.000 per kg. Artinya dengan harga rata-rata Rp. 10.000 per kg, maka omzet Bambang dari penjualan cabai saja Rp. 60-juta. Setelah memperhitungkan biaya bibit, pupuk, dan tenaga kerja, laba bersih Bambang Rp. 35-juta. Enam bulan kemudian, ia panen 8,4 ton singkong.
Harga singkong Rp 1.300 per kg sehingga omzet Bambang mencapai Rpl2.600.000. Menurut pekebun sejak 2008 itu, total jenderal keuntungan dari dua komoditas itu Rp. 44-juta dalam waktu 10 bulan. Angka itu 2 kali lipat pendapatan Bambang ketika hanya membudidayakan singkong tanpa cabai. Itulah sebabnya ia berniat menumpangsarikan singkong dan cabai pada penanaman berikutnya.
Menurut Bambang, pemupukan kunci sukses budidaya tumpangsari itu. Permukaan bedeng ia tutup dengan mulsa hitam perak untuk mencegah pertumbuhan gulma, menghalau hama cabai, sekaligus mengoptimalkan pemupukan. Dua minggu sebelum penanaman singkong, ia membenamkan pupuk dasar berupa 1 kg Phonska, 15 kg pupuk kandang kambing, dan 10 kg pupuk kandang ayam per bedeng. Setelah itu ia rutin memupuk secara berka/a. (lihat ilustrasi).
la tergerak menumpangsarikan singkong dan cabai karena “tak sabar” menanti panen ubikayu yang relatif lama. Selain itu, "Jika salah satu gagal, masih ada komoditas lain yang bisa diharapkan," kata pekebun di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, itu.
Total populasi singkong di lahan 1.900 m2 hanya 600 tanaman; sedangkan cabai, 6.000 bibit. Kedua komoditas itu tumbuh di bedengan berukuran 40 m x 1,2 m setinggi 30 cm dengan jarak antarbedengan 40 cm. Di setiap bedeng ia menanam Laba ganda
Pekebun berusia 41 tahun itu memanen total 6 ton cabai hingga panen terakhir pada saat tanaman berumur 4 bulan. Saat itu, pada Mei 2011, harga cabai fluktuatif antara Rp. 7.500-Rpl2.000 per kg. Artinya dengan harga rata-rata Rp. 10.000 per kg, maka omzet Bambang dari penjualan cabai saja Rp. 60-juta. Setelah memperhitungkan biaya bibit, pupuk, dan tenaga kerja, laba bersih Bambang Rp. 35-juta. Enam bulan kemudian, ia panen 8,4 ton singkong.
Harga singkong Rp 1.300 per kg sehingga omzet Bambang mencapai Rpl2.600.000. Menurut pekebun sejak 2008 itu, total jenderal keuntungan dari dua komoditas itu Rp. 44-juta dalam waktu 10 bulan. Angka itu 2 kali lipat pendapatan Bambang ketika hanya membudidayakan singkong tanpa cabai. Itulah sebabnya ia berniat menumpangsarikan singkong dan cabai pada penanaman berikutnya.
Menurut Bambang, pemupukan kunci sukses budidaya tumpangsari itu. Permukaan bedeng ia tutup dengan mulsa hitam perak untuk mencegah pertumbuhan gulma, menghalau hama cabai, sekaligus mengoptimalkan pemupukan. Dua minggu sebelum penanaman singkong, ia membenamkan pupuk dasar berupa 1 kg Phonska, 15 kg pupuk kandang kambing, dan 10 kg pupuk kandang ayam per bedeng. Setelah itu ia rutin memupuk secara berka/a. (lihat ilustrasi).
Kunci Sukses Budi Daya Tumpangsari
"Semakin banyak pupuk kandang, semakin subur tanaman,” ujar Bambang. Syaratnya, pupuk kandang sudah terfermentasi. la menanam singkong berjarak tanam 1,5 m x 1,5 m sepekan setelah membudidayakan cabai. Bambang memisahkan pemupukan cabai keriting dan singkong. Pemberian pupuk persis di lubang tanam masing-masing komoditas. Seminggu pasca tanam cabai, ia mengencerkan sekilo NPK dalam 200 I air untuk sekitar 800 tanaman cabai. Itu berarti setiap tanaman mendapat 0,25 I pupuk yang dikocorkan ke dalam lubang tanam.
Banyak pilihan
Pekebun di Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Aris Sucahyono, juga menumpangsarikan singkong dengan kacang kobe alias koro besar Conavalia ensiformis. “Saya memilih kobe karena mampu meningkatkan kesuburan tanah," kata Aris.
Aris menanam komoditas itu di bedengan berukuran 1,25 m x 1,75 m setinggi 0,5 m. Jarak antarbedengan 0,5 m. Di permukaan bedengan, ia menggemburkan tanah sedalam 30 cm, lalu membenamkan 2,5 kg kompos dan pupuk mikroba cair sesuai label. DI tengah bedengan, ia menancapkan setekan singkong setinggi 60 cm sedalam 10 cm dan menyebar rata 12 biji kobe di sekitarnya. Total jenderal, ia menanam 3.000 batang singkong dan 36.000 kacang kobe per ha.
Sebelum menanam, Aris merendam bibit singkong dan kacang kobe dalam campuran pupuk mikroba cair dan zat perangsang akar selama 3 jam. la langsung menanam singkong dan mengecambahkan kacang kobe selama 2 hari hingga keluar tunas. Pada bulan keempat pascatanam, la memanen kacang kobe. "Hasilnya mencapai 5,4 ton per ha," tutur Aris. Harga jual kacang koro mencapai Rp2.500 per kg sehingga omzet Aris Rpl3,5 juta.
Tujuh bulan kemudian, pekebun sejak 2010 itu memanen 150 ton singkong per hektar. Dari penjualan singkong yang “hanya” Rp 1.000 per kg, ia memperoleh pendapatan Rp. l50-juta. Aris mengatakan pendapatan bersih dari penjualan dua komoditas itu Rp. l33-juta. Jika ia hanya menanam singkong di lahan 1 ha, dengan asumsi produksi 100 ton dan harga jual sama, maka pendapatan bersih Aris hanya Rp50-juta.
Begitu pula bila ia membudidayakan kacang koro yang berproduksi 5,4 ton per ha. Bila harga jual dan biaya produksi sama, maka pendapatan dari budidaya monokultur itu mencapai Rpl3,5 juta. Menurut Kartika Noerwljati SP, MSI, peneliti1 singkong dari Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) Malang. Jawa Timur, singkong bisa ditumpangsarikan dengan bermacam-macam tanaman lain seperti jagung, kacang-kacangan, dan cabai. “Pemilihannya tergantung minat petani, kondisi iklim daerah, dan harga komoditas itu di pasar," kata Kartika. (Bondan Setyawan)
Simak juga artikel : PROSPEK DAN PERKEMBANGAN SEMANGKA DI INDONESIA
Sumber : Majalah Trubus
Thursday, June 23, 2016
Budidaya Jeruk, Jeruk Merah
Produksi Besar Berkat Para Juru Masak Bersosok Kecil.
Pohon jeruk soe milik Enos Lasveto itu bagal kerakap tumbuh di batu. Pohon setinggi 5 m itu hidup segan, mati tak mau karena kering dan luka di batang. “Sebelum meranggas, daun berwarna kuning dengan bercak hitam dl permukaan daun,” kata Welem Toto, anggota staf Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang mengamati kebun Enos.Immanuel Baun menghadapi kasus serupa. Kondisi pohon kering dengan sedikit daun yang masih tersisa di ujung-ujung ranting. Welen Toto menduga pohon-pohon anggota famili Rutaceae itu terserang penyakit blendok. Sementara beberapa pekebun mengatakan itu akibat serangan citrus vein phloem degeneration (CVPD). Perbedaan pendapat itu disebabkan gejala yang muncul mirip: daun menguning, kerdil, lalu rontok. Serangan lambat tapi mematikan.
Meniru Tiongkok
Ir Mutia Erti Dwi Astuti MS, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balltjestro), Tlekung, Provinsi Jawa Timur, menuturkan serangan di sentra jeruk soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan belum tentu CVPD. “Sebab salah satu gejala kekurangan unsur seng juga daun meranggas dan tanaman kering,” ujarnya. Gejala awal serangan CVPD ialah tampak pola belang pada daun.
Sementara batang dan akar tanaman tidak membusuk. Gejala busuk pada batang tanaman disebabkan oleh penyakit blendok atau diplodia akibat cendawan Botrydiplodia theobromae. Masa inkubasi cendawan itu 6-12 bulan. Kemudian, "Pada tahun ke-3-4 pascaserangan, daun akan meranggas. Persis gejala CVPD,” tutur Mutia. Apa pun penyebabnya, yang jelas produksi jeruk soe di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, turun 50% pada 2010.
Pekebun bekerja sama dengan Dinas Pertanian setempat melakukan segala cara untuk mengatasi serangan penyakit itu. Mereka memberikan bubur bordo pada pohon jeruk yang terserang blendok. Bubur bordo terbuat dari campuran air, kapur tohor, dan terusi. Pekebun lantas mengoleskan larutan itu pada batang yang luka. Sementara untuk meningkatkan produksi, pekebun memberikan pupuk kandang dan bokasi.
Sayang, upaya itu tak membuahkan hasil. Pohon-pohon jeruk soe tetap saja bak kerakap itu. Produksi masih tetap rendah kurang dari 80 kg per pohon. Padahal, tanaman berumur 12 tahun umumnya menghasilkan 100-120 kg. Untung saja Lily Nitbani, anggota staf Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Selatan, berjumpa dengan Irwan Margono pada sebuah ekshibisi pada 2011. Irwan Margono, pemasar pupuk hayati, mendengar kisah Lily soal kondisi jeruk keprok soe yang merana.
Iwan teringat kejadian serupa pernah menimpa pekebun jeruk di Desa Ma Lin dan Po Lin, Provinsi Hokkian, Tiongkok. Setelah memberikan pupuk hayati, ribuan pohon di Ma Lin itu akhirnya pulih (baca: Dari Bandung Menyelamatkan Juzi, Trubus 497 Juni 2010). Irwan pun menyarankan pemberian pupuk hayati ramuan Ayub S. Parnata, pemain anggrek senior. Lily pun memenuhi saran Irwan dan memesan 90 botol pupuk hayati-isi masing-masing 1 liter.
Mikroba baik
Lily Kemudian memberikan pupuk hayati itu kepada Enos Lasveto dan Immanuel Baun untuk mengaplikasikannya pada kebun mereka. Setiap pohon memperoleh 2 liter larutan pupuk hasil pengenceran 125 ml pupuk organik cair dengan 10 liter air. Mereka menyiramkan pupuk di empat titik di bawah tajuk sehingga masing-masing lubang mendapat 0,5 liter larutan. Pemberian pupuk organik sekali sebulan berturut-turut selama 5 bulan.
Enos dan Immanuel juga menyemprotkan pupuk hayati itu pada daun, ranting, serta cabang secara merata. Konsentrasinya 2 ml per liter. "Biasanya satu tangki berisi 15-20 liter bisa untuk menyemprot 20 pohon,” tutur Irwan. Semprot setiap pekan sebelum pembungaan. Saat muncul bunga tingkatkan frekuensi menjadi 2 kali sepekan hingga panen, sekitar 3 bulan. Usai panen biarkan pohon tanpa perlakuan selama 2 bulan.
Tiga bulan pascaperlakuan muncul daun baru yang mulus berwarna hijau tanpa kehadiran belang kuning serta bercak hitam. Senyum Enos dan Immanuel kian mengembang pada April 2012, saat melihat pohon-pohon jeruk yang tampak merunduk, tanda cabang sarat buah. Sayang, angin ribut menerpa kebun Immanuel sehingga sebagian pohon jeruk yang tengah berbuah lebat pun patah.
Sementara Enos hingga 21 Juni 2012 panen 240 kg jeruk dari 120 pohon. Pohon-pohon itu sebagian besar (102 pohon) berumur 12 tahun, selebihnya 18 pohon berumur 27 tahun. Hingga tanggal itu semua pohon Itu masih sarat buah. Enos memperkirakan produksi sebuah pohon berumur 27 tahun mencapai 200 kg jeruk. Bandingkan dengan setahun silam yang hanya 80-120 kg per pohon. Saat ini harga jual jeruk di tingkat pekebun Rp25.000 per kg. Dari penjualan perdana, Enos mengantongi Rp6-juta. Setahun silam omzet Enos cuma Rp3-juta per musim.
Simbiosis
Berdasarkan riset Beijing University of Agriculture di Xianmen, China, pupuk hayati ramuan Ayub itu mengandung unsur hara makro dan mikro, 19 jenis asam amino seperti asparagin, glycine, methionine, praline, alanine. Kandungan lain dalam pupuk Itu adalah tiga zat pengatur tumbuh, yakni giberelin, zeatin, dan auksin, serta 7 mikroorganisme biotik antara lain Azotobacter sp„ Azospirilium sp„ dan Mycorhyza sp.
Menurut Irwan, pupuk hayati mampu memulihkan kondisi pohon jeruk soe karena mikroba mampu bersimbiosis dengan akar tanaman. Bakteri Azotobacter sp dan Azospirilium sp., misalnya, menambat nitrogen di udara yang “siap saji” bagi tanaman. Nitrogen bersama-sama dengan fosfor membentuk protein dan energi untuk pertumbuhan tanaman. Sementara bakteri Lactobacillus sp. dan Aspergillus sp. membantu menyediakan fosfat. Para makhluk mini itu Ibarat juru masak bagi pohon.
Kedua bakteri itu melarutkan senyawa fosfor-yang tak dapat diserap tanaman-menjadi anion fosfat. Dengan perubahan itu, tanaman pun mudah menyerapnya. Bila ketersediaan fosfor memadai, maka jumlah karbohidrat hasil fotosintesis berlimpah sehingga setelah pulih tanaman cepat berbunga dan berbuah. Hasilnya, produksi jeruk soe pada 2012 meningkat 2 kali lipat dibandingkan 2011. Jadi, selain menjadi juru masak, mikroorganisme Itu juga juru selamat bagi keprak soe.
Sumber : Hasil Liputan (Tri Istianingsih/ Peliput: Andari Tltlsari, Evy Syariefa, dan Pranawita Karina) dari Trubus
Sensasi Warna dan Kelezatan Durian Pelangi dari Papua
Penantian selama 1,5 tahun untuk merasakan kelezatan durian pelangi itu terbayar lunas saat Trubus terbang ke Papua Barat pada pertengahan April 2012 yang lalu. Durian dengan warna daging buah atraktif itu memberikan sensasi luar biasa: rasa manis, tekstur lembut, lengket di langit-langit, dan tebal. “Enak sekali. Layak dikembangkan menjadi durian unggul Indonesia,” kata Menteri Pertanian Dr Ir Suswono saat mencicipi buah kiriman Trubus.
Warna daging buah durian dari pohon di kebun Sunarto dl Manokwari, Provinsi Papua Barat, itu memang benar-benar berbeda: paduan kuning, merah muda ke merah tua, dan sedikit kehijauan di ujung pongge. Durian Durio zibethinus lazimnya berdaging putih, krem, atau kuning tembaga.
Pantas ketika pertama kali mendapat kiriman foto durian itu dari seorang kenalan di Papua Barat, pakar buah, Dr Mohamad Reza Tirtawinata, langsung menunjukkan kepada Trubus. “Ini penemuan yang bagus. Warna daging durian seperti ini langka, sama seperti pada salak sidempuan,” kata doktor alumnus Institut Pertanian Bogor itu. Kami pun penasaran untuk menjajal rasanya. Sayang, ketika foto dikirim, musim panen sudah berlalu. Musim berikut sang pelangi mogok berbuah.
Warna daging buah durian dari pohon di kebun Sunarto dl Manokwari, Provinsi Papua Barat, itu memang benar-benar berbeda: paduan kuning, merah muda ke merah tua, dan sedikit kehijauan di ujung pongge. Durian Durio zibethinus lazimnya berdaging putih, krem, atau kuning tembaga.
Pantas ketika pertama kali mendapat kiriman foto durian itu dari seorang kenalan di Papua Barat, pakar buah, Dr Mohamad Reza Tirtawinata, langsung menunjukkan kepada Trubus. “Ini penemuan yang bagus. Warna daging durian seperti ini langka, sama seperti pada salak sidempuan,” kata doktor alumnus Institut Pertanian Bogor itu. Kami pun penasaran untuk menjajal rasanya. Sayang, ketika foto dikirim, musim panen sudah berlalu. Musim berikut sang pelangi mogok berbuah.
Durian Pelangi Papua Yang Cantik luar dalam
Kesempatan emas itu datang pada pertengahan April 2012. Sunarto mengabarkan durian pelangi tengah berbuah. Ada 100 buah yang belum jatuh, tapi segera berjatuhan, maksimal hingga sepekan ke depan. Demi mengejar buah impian itu, sehari pascakepastian buah masih tersedia, Trubus terbang ke provinsi dl Indonesia timur itu. Dari Bandara Rendani, Manokwari, perjalanan berlanjut dengan mobil sewaan menuju lokasi durian pelangi berjarak 70 km dari bandara.
Selama perjalanan banyak melewati hutan kecil, sungai, dan kebun kelapa sawit yang relatif sepi.
Di kanan dan kiri jalan terutama memasuki Distrik Amban dan Prafi pucuk-pucuk pohon durian yang bertajuk runcing mendominasi. Manokwari memang salah satu sentra durian di Papua.
Mentari masih memancarkan sinar hangatnya ketika mobil carteran itu tiba dl halaman rumah Sunarto. Di teras depan teronggok 6 durian yang belum dibersihkan dari dedaunan dan tanah yang menempel. Bisa ditebak, itu pasti durian baru jatuh tadi malam dan pagi hari. “Masih ada belasan lagi kok, jangan khawatir ngga kenyang," kata Sunarto sambil menunjuk durian dalam gerobak di samping rumah.
Pria berusia 42 tahun itu menuturkan ada 25 buah yang jatuh sejak kemarin hingga Trubus datang siang itu. “Ini sedikit karena panenan terakhir. Kalau sedang puncaknya, semalam bisa jatuh sampai 70 buah,” kata Sunarto. Tanpa banyak bicara, pria yang ikut bertransmigrasi dari Cilacap, Jawa Tengah, ke Papua bersama orangtua pada 1982, itu membuka sebuah yang ada di dekatnya. Bobot durian itu kira-kira 1,3 kg dengan bentuk agak kecil di pangkal dan membulat di bagian ujung.
Setelah buah terbelah, wow... terlihat warna daging buah yang sangat cantik: bergradasi merah, kuning tembaga, dan semburat kehijauan di sudut pongge. Paduan warna itu yang membuat Karim Aristides, kolektor tanaman buah-buahan unggul yang "menemukan'' durian itu menamakan durian pelangi. Saking cantiknya warna daging buah, timbul perasaan sayang ketika akan mencomot pongge-pongge itu dari juring. Rasanya? Inilah kesempurnaan durian pelangi, warna bukan sekadar pemikat, tapi juga cerminan rasa yang dimiliki.
Dengan aroma karamel menusuk hidung, pongge-pongge pelangi yang montok itu memberi cita rasa manis legit dan sedikit pahit di ujung lidah. Tekstur dagingnya pun lembut, tapi terasa lengket bagai nasi ketan. “Ini cocok untuk kebanyakan konsumen durian di Indonesia yang tidak menyukai -asa terlalu pahit,” tutur Karim saat Trubus jumpai di Jayapura, Provinsi Papua. Pantaslah Musriyanto, warga Manokwari, sanggup menghabiskan 2 buah durian pelangi. “Saya tidak terlalu senang makan durian, paling banter 1-2 juring karena gampang pusing. Tapi makan durian pelangi bisa habis banyak,” tuturnya.
Menolak beli
Meski bijinya tidak kempes, durian pelangi mempunyai bagian yang dapat dikonsumsi atau edible portion 33-38%. Artinya, dari 1 buah durian, sekitar 38% merupakan daging yang bisa dimakan. Itu karena ketebalan daging pelangi di bagian tengah pongge mencapai 1,6-2 cm. Standar porsi konsumsi untuk durian unggul nasional yang dikeluarkan Kementerian Pertanian minimal 20%. Memang dibanding durian mou san king asal Malaysia dan monthong, porsi konsumsi durian pelangi lebih rendah. Porsi konsumsi kedua durian berbiji kempes itu lebih dari 42%.
Selain warna dan rasa memukau, daya simpan pelangi juga layak diacungi jempol. Durian jatuhan dari ketinggian 15-25 m, tahan simpan 4 hari tanpa pecah kulit. Trubus membawa durian berkulit tipis tapi elastis itu ke penginapan. Hingga malam ke-4, kondisi kulit durian tetap utuh. Kalaupun terlihat retak di bagian ujung buah, hanya menyerupai garis tidak lebih dari 1,5 cm dan dangkal. "Mungkin bisa tahan sampai 5 hari kalau buah tidak terpaksa dibuka karena bapak harus meninggalkan hotel,” kata Herman, periset dl Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kabupaten Manokwari yang bertandang ke hotel.
Pada hari keempat jatuh daging buah memang melembek, tapi masih enak dimakan. Rasa dan aromanya tidak banyak berubah; rasa manis bahkan sensasi pahit di ujung hilang. Durian lain yang Trubus bawa dari Amban, salah satu sentra durian terbesar dan tertua di Manokwari, hanya tahan simpan 2 hari. Kulit buah menganga, daging buah menjadi lembek dan pahit.
Kendati istimewa, durian pelangi hanya dilihat sebelah mata. “Jangankan menjadi rebutan mania durian, banyak orang tidak mau membeli," kata Wagyo, pedagang pengumpul di Manokwari.
Suatu waktu seorang pelanggannya malah kabur ketika ditawari pelangi. Sebab, bagi mereka warna merah identik mengandung racun. Oleh karena itu setiap kali menjajakan durian pelangi Wagyo mengorbankan 2-3 buah per hari untuk tester.
Di kanan dan kiri jalan terutama memasuki Distrik Amban dan Prafi pucuk-pucuk pohon durian yang bertajuk runcing mendominasi. Manokwari memang salah satu sentra durian di Papua.
Mentari masih memancarkan sinar hangatnya ketika mobil carteran itu tiba dl halaman rumah Sunarto. Di teras depan teronggok 6 durian yang belum dibersihkan dari dedaunan dan tanah yang menempel. Bisa ditebak, itu pasti durian baru jatuh tadi malam dan pagi hari. “Masih ada belasan lagi kok, jangan khawatir ngga kenyang," kata Sunarto sambil menunjuk durian dalam gerobak di samping rumah.
Pria berusia 42 tahun itu menuturkan ada 25 buah yang jatuh sejak kemarin hingga Trubus datang siang itu. “Ini sedikit karena panenan terakhir. Kalau sedang puncaknya, semalam bisa jatuh sampai 70 buah,” kata Sunarto. Tanpa banyak bicara, pria yang ikut bertransmigrasi dari Cilacap, Jawa Tengah, ke Papua bersama orangtua pada 1982, itu membuka sebuah yang ada di dekatnya. Bobot durian itu kira-kira 1,3 kg dengan bentuk agak kecil di pangkal dan membulat di bagian ujung.
Setelah buah terbelah, wow... terlihat warna daging buah yang sangat cantik: bergradasi merah, kuning tembaga, dan semburat kehijauan di sudut pongge. Paduan warna itu yang membuat Karim Aristides, kolektor tanaman buah-buahan unggul yang "menemukan'' durian itu menamakan durian pelangi. Saking cantiknya warna daging buah, timbul perasaan sayang ketika akan mencomot pongge-pongge itu dari juring. Rasanya? Inilah kesempurnaan durian pelangi, warna bukan sekadar pemikat, tapi juga cerminan rasa yang dimiliki.
Dengan aroma karamel menusuk hidung, pongge-pongge pelangi yang montok itu memberi cita rasa manis legit dan sedikit pahit di ujung lidah. Tekstur dagingnya pun lembut, tapi terasa lengket bagai nasi ketan. “Ini cocok untuk kebanyakan konsumen durian di Indonesia yang tidak menyukai -asa terlalu pahit,” tutur Karim saat Trubus jumpai di Jayapura, Provinsi Papua. Pantaslah Musriyanto, warga Manokwari, sanggup menghabiskan 2 buah durian pelangi. “Saya tidak terlalu senang makan durian, paling banter 1-2 juring karena gampang pusing. Tapi makan durian pelangi bisa habis banyak,” tuturnya.
Menolak beli
Meski bijinya tidak kempes, durian pelangi mempunyai bagian yang dapat dikonsumsi atau edible portion 33-38%. Artinya, dari 1 buah durian, sekitar 38% merupakan daging yang bisa dimakan. Itu karena ketebalan daging pelangi di bagian tengah pongge mencapai 1,6-2 cm. Standar porsi konsumsi untuk durian unggul nasional yang dikeluarkan Kementerian Pertanian minimal 20%. Memang dibanding durian mou san king asal Malaysia dan monthong, porsi konsumsi durian pelangi lebih rendah. Porsi konsumsi kedua durian berbiji kempes itu lebih dari 42%.
Selain warna dan rasa memukau, daya simpan pelangi juga layak diacungi jempol. Durian jatuhan dari ketinggian 15-25 m, tahan simpan 4 hari tanpa pecah kulit. Trubus membawa durian berkulit tipis tapi elastis itu ke penginapan. Hingga malam ke-4, kondisi kulit durian tetap utuh. Kalaupun terlihat retak di bagian ujung buah, hanya menyerupai garis tidak lebih dari 1,5 cm dan dangkal. "Mungkin bisa tahan sampai 5 hari kalau buah tidak terpaksa dibuka karena bapak harus meninggalkan hotel,” kata Herman, periset dl Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kabupaten Manokwari yang bertandang ke hotel.
Pada hari keempat jatuh daging buah memang melembek, tapi masih enak dimakan. Rasa dan aromanya tidak banyak berubah; rasa manis bahkan sensasi pahit di ujung hilang. Durian lain yang Trubus bawa dari Amban, salah satu sentra durian terbesar dan tertua di Manokwari, hanya tahan simpan 2 hari. Kulit buah menganga, daging buah menjadi lembek dan pahit.
Kendati istimewa, durian pelangi hanya dilihat sebelah mata. “Jangankan menjadi rebutan mania durian, banyak orang tidak mau membeli," kata Wagyo, pedagang pengumpul di Manokwari.
Suatu waktu seorang pelanggannya malah kabur ketika ditawari pelangi. Sebab, bagi mereka warna merah identik mengandung racun. Oleh karena itu setiap kali menjajakan durian pelangi Wagyo mengorbankan 2-3 buah per hari untuk tester.
Keunggulan Durian Pelangi Papua
Sumber : Kisah Perjalanan Trubus ke Papua
Monday, June 20, 2016
Asal Muasal Munculnya Durian Pelangi Akibat dari Perjumpaan Sekerabat
Sebuah kasus selingkuh yang bagus : sehingga menghasilkan keturunan nan sedap di mata, juga enak di lidah. Keturunan itu adalah Durian Pelangi.
Selingkuh berawal dari akibat bunga jantan dan betina durian Durio zibethinus tinggal di rumah berbeda. Begitupun anggang Durio graveolens, sudah menjadi suratan takdir si jantan dan betina harus terpisah. Bunga kedua pohon tersebut memang berumah dua. Nah, ketika bunga betina durian siap serbuk, sang pejantan zibethinus tidak juga kunjung datang. Dengan cekatan pejantan anggang Durio graveolens cepat berkunjung sehingga terjadi penyerbukan.
Begitu juga sebaliknya, sang betina anggang sudah siap serbuk, namun pejantannya lambat berkunjung. Tak disangka, pejantan zibethinus datang dengan tepat waktu sehingga terjadilah fertilisasi. Apa alasan jantan terlambat datang? Menurut seorang peneliti di Pusat Riset Durian Universitas Brawijaya, Dr Lutfi Bansir SP MS, bunga jantan dan betina zibetiinus serta graveolens mekar 2 bulan sejak muncul bunga. Bunga-bunga itu biasanya mekar pada pukul 15.00-21.00 dan siap membuahi 4 jam sejak mekar. Persoalannya, “Bunga jantan enggan membuahi," kata Lutfi. Penyebab keengganan manjadi PR bagi sang peneliti. Namun, yang pasti karena jantan dan betina tak satu rumah sehingga memerlukan “penghulu” yang mempertemukan keduanya.
sehingga berpeluang terjadi penyerbukan silang. “Kekerabatan mereka sangat dekat, kompatibilitas penyerbukan silang sangat tinggi,” kata periset durian di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropik (Balitbu) di Solok, Sumatera Barat, Panca Jarot Santoso SP MSc. Menurut Jarot jika penyerbukan silang itu betina berasal zibethinus atau betina graveolens. tak ada perbedaan spesifik pada keturunannya.
Banyak orang malah bersorak riang melihat mereka berselingkuh. Harap mafhum, hasilnya berupa durian pelangi yang berdaging buah bergradasi merah, kuning tembaga, dan semburat kehijauan di sudut pongge. Durian itu tumbuh di kebun Sunarto dl Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Persilangan silang tersebut pendapat ahli botani alumnus Universitas Birmingham, Inggris, Gregorl Garnadi Hambali, yang mengoleksi beragam jenis durian dan Panca Jarot Santoso.
Menurut Panca Jarot, “Pelangi kemungkinan hasil silangan alami zibethinus dengan graveolens ratusan tahun lalu,” katanya. Adapun pakar buah dari PT Taman Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Dr Mohamad Reza Tirtawinata, menduga durian pelangi merupakan turunan kedua hasil persilangan zibethinus dengan graveolens.
Warisan khas zibethinus pada hasil silangan, yakni durian pelangi, terlihat dari bentuk buah, aroma harum yang kuat, dan citarasa manis dan legit. Sementara durian anggang menyumbang gen warna daging buah yang berwarna merah.
Rasa durian anggang memang tak semanis durian zibethinus. “Manisnya mirip jambu air,” ujar Gregori Hambali. Namun, menurut Lutfi warna merah pada durian pelangi belum tentu warisan graveolens.
Sebab, “Gen pembawa warna pada durian belum ditemukan," kata doktor alumnus Universitas Brawijaya itu.
Jarot mengirimkan contoh asam deoksiribonukleat (DNA) dari daun durian pelangi ke sebuah lembaga penelitian di Korea Selatan. Mula-mula Jarot mengeringkan selembar daun pelangi dengan silika gel, kemudian mengisolasi DNA, memperbanyak potongan DNA dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Mahasiswa program strata tiga di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung itu merunutkan kode DNA dan memasukkan kode itu ke komputer untuk menganalisis kekerabatan suatu spesies.
Sebelumnya, ia memasukkan data DNA seluruh jenis durian yang diperoleh dari bank gen ke dalam program komputer itu.
Hasil analisis gen menunjukkan, durian pelangi memiliki kekerabatan dekat dengan Durio zibethinus, D. graveolens, dan lahong D. dulcis. Lahong berkulit merah, merah kecokelatan, hingga merah tua. Daging buah spesies itu berwarna krem hingga kuning. Kulit buah tak terbelah meski buah telah masak dan jatuh dari pohon. Meski begitu, tak satu pun sifat lahong yang terwariskan di durian pelangi.
”ltu karena hanya 3-5% gen saja yang diekspresikan dalam bentuk sifat," kata Jarot. Penelitian untuk menyibak Identitas durian pelangi belum tuntas. Menurut Jarot perlu penelitian lanjutan menggunakan sistem mlkrosatellt, yaitu penanda genetik yang melibatkan perunutan basa nukleotlda pendek pada DNA yang berulang-ulang tanpa sela. Walau membutuhkan waktu panjang untuk memastikan identitas pelangi, tapi kehadiran durian pelangi menambah daftar durian merah di tanahair (baca: Melacak Jejak Merah halaman 24-25).
Selain pelangi dengan sapuan warna merah, durian merah lain juga ada di Bulungan, Provinsi Kalimantan Timur. Luthfi Bansir dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bulungan, menemukan durian merah solid pada 2009. Begitu pula Eko Mulyanto SP di Banyuwangi, Jawa Timur, yang menemukan 25 durian merah dengan baragam varian: merah, semburat merah, dan merah muda.
Para ahli seperti Gregori Hambali atau Reza Tirtawinata mengatakan proses pemunculan durian-durian merah dl berbagai lokasi itu mirip durian pelangi. Artinya kelahirannya akibat penyerbukan silang antara dua kerabat dekat, yakni durian dan anggang. Masing-masing spesies Itu mewariskan sifat tertentu pada keturunannya. Apa pun hasilnya, itulah hasil perjumpaat sekerabat dekat.
Selingkuh berawal dari akibat bunga jantan dan betina durian Durio zibethinus tinggal di rumah berbeda. Begitupun anggang Durio graveolens, sudah menjadi suratan takdir si jantan dan betina harus terpisah. Bunga kedua pohon tersebut memang berumah dua. Nah, ketika bunga betina durian siap serbuk, sang pejantan zibethinus tidak juga kunjung datang. Dengan cekatan pejantan anggang Durio graveolens cepat berkunjung sehingga terjadi penyerbukan.
Begitu juga sebaliknya, sang betina anggang sudah siap serbuk, namun pejantannya lambat berkunjung. Tak disangka, pejantan zibethinus datang dengan tepat waktu sehingga terjadilah fertilisasi. Apa alasan jantan terlambat datang? Menurut seorang peneliti di Pusat Riset Durian Universitas Brawijaya, Dr Lutfi Bansir SP MS, bunga jantan dan betina zibetiinus serta graveolens mekar 2 bulan sejak muncul bunga. Bunga-bunga itu biasanya mekar pada pukul 15.00-21.00 dan siap membuahi 4 jam sejak mekar. Persoalannya, “Bunga jantan enggan membuahi," kata Lutfi. Penyebab keengganan manjadi PR bagi sang peneliti. Namun, yang pasti karena jantan dan betina tak satu rumah sehingga memerlukan “penghulu” yang mempertemukan keduanya.
Rasa dan warna Durian Pelangi
Antara anggang dan durian memang masih sekerabat, sama-sama anggota keluarga Bombacaceaesehingga berpeluang terjadi penyerbukan silang. “Kekerabatan mereka sangat dekat, kompatibilitas penyerbukan silang sangat tinggi,” kata periset durian di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropik (Balitbu) di Solok, Sumatera Barat, Panca Jarot Santoso SP MSc. Menurut Jarot jika penyerbukan silang itu betina berasal zibethinus atau betina graveolens. tak ada perbedaan spesifik pada keturunannya.
Banyak orang malah bersorak riang melihat mereka berselingkuh. Harap mafhum, hasilnya berupa durian pelangi yang berdaging buah bergradasi merah, kuning tembaga, dan semburat kehijauan di sudut pongge. Durian itu tumbuh di kebun Sunarto dl Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Persilangan silang tersebut pendapat ahli botani alumnus Universitas Birmingham, Inggris, Gregorl Garnadi Hambali, yang mengoleksi beragam jenis durian dan Panca Jarot Santoso.
Menurut Panca Jarot, “Pelangi kemungkinan hasil silangan alami zibethinus dengan graveolens ratusan tahun lalu,” katanya. Adapun pakar buah dari PT Taman Wisata Mekarsari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Dr Mohamad Reza Tirtawinata, menduga durian pelangi merupakan turunan kedua hasil persilangan zibethinus dengan graveolens.
Warisan khas zibethinus pada hasil silangan, yakni durian pelangi, terlihat dari bentuk buah, aroma harum yang kuat, dan citarasa manis dan legit. Sementara durian anggang menyumbang gen warna daging buah yang berwarna merah.
Rasa durian anggang memang tak semanis durian zibethinus. “Manisnya mirip jambu air,” ujar Gregori Hambali. Namun, menurut Lutfi warna merah pada durian pelangi belum tentu warisan graveolens.
Sebab, “Gen pembawa warna pada durian belum ditemukan," kata doktor alumnus Universitas Brawijaya itu.
Sumbangan lahong
Untuk memastikan asal-usul durian pelangi,Jarot mengirimkan contoh asam deoksiribonukleat (DNA) dari daun durian pelangi ke sebuah lembaga penelitian di Korea Selatan. Mula-mula Jarot mengeringkan selembar daun pelangi dengan silika gel, kemudian mengisolasi DNA, memperbanyak potongan DNA dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Mahasiswa program strata tiga di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung itu merunutkan kode DNA dan memasukkan kode itu ke komputer untuk menganalisis kekerabatan suatu spesies.
Sebelumnya, ia memasukkan data DNA seluruh jenis durian yang diperoleh dari bank gen ke dalam program komputer itu.
Hasil analisis gen menunjukkan, durian pelangi memiliki kekerabatan dekat dengan Durio zibethinus, D. graveolens, dan lahong D. dulcis. Lahong berkulit merah, merah kecokelatan, hingga merah tua. Daging buah spesies itu berwarna krem hingga kuning. Kulit buah tak terbelah meski buah telah masak dan jatuh dari pohon. Meski begitu, tak satu pun sifat lahong yang terwariskan di durian pelangi.
”ltu karena hanya 3-5% gen saja yang diekspresikan dalam bentuk sifat," kata Jarot. Penelitian untuk menyibak Identitas durian pelangi belum tuntas. Menurut Jarot perlu penelitian lanjutan menggunakan sistem mlkrosatellt, yaitu penanda genetik yang melibatkan perunutan basa nukleotlda pendek pada DNA yang berulang-ulang tanpa sela. Walau membutuhkan waktu panjang untuk memastikan identitas pelangi, tapi kehadiran durian pelangi menambah daftar durian merah di tanahair (baca: Melacak Jejak Merah halaman 24-25).
Selain pelangi dengan sapuan warna merah, durian merah lain juga ada di Bulungan, Provinsi Kalimantan Timur. Luthfi Bansir dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bulungan, menemukan durian merah solid pada 2009. Begitu pula Eko Mulyanto SP di Banyuwangi, Jawa Timur, yang menemukan 25 durian merah dengan baragam varian: merah, semburat merah, dan merah muda.
Para ahli seperti Gregori Hambali atau Reza Tirtawinata mengatakan proses pemunculan durian-durian merah dl berbagai lokasi itu mirip durian pelangi. Artinya kelahirannya akibat penyerbukan silang antara dua kerabat dekat, yakni durian dan anggang. Masing-masing spesies Itu mewariskan sifat tertentu pada keturunannya. Apa pun hasilnya, itulah hasil perjumpaat sekerabat dekat.
Uji DNA Pelangi
- Isolasi DNA dari daun pelangi
- Potongan DNA kemudian diperbanyak dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) pada daerah Internal Transcribed Spacer (ITS)-nrDNA
- Runutkan kode DNA kemudian masukkan ke komputer yang memiliki program khusus untuk analisis kekerabatan. Sebelumnya, pada program komputer itu dimasukkan data DNA durian yang diperoleh dari bank gen.
- Hasil analisis DNA, pelangi berkerabat dengan D. dulcis, D. graveolens, dan D. zibethinus.
Simak Juga Tentang Perbedaan Bibit Durian Pelangi dengan Durian lainnya.
Sumber : Majalah Trubus
Sumber : Majalah Trubus
Bibit Durian Pelangi Banyuwangi Memiliki Ciri Yang Khas
Ciri-ciri bibit durian pelangi amat khas. Kenali bentuk, ukuran, dan warna daun agar tak tertukar dengan varietas lain.
Pekebun di Cianjur, Provinsi Jawa Barat,
Pekebun ini gembira bukan main ketika kedua pohon durian MDUR 88 berumur 4 tahun itu berbunga. Artinya, selama 5 bulan kemudian, impian mencicipi durian unggul asal Malaysia itu bakal terwujud. Namun, harapan dan kenyataan Ibarat timur dan barat yang berjarak. Saat ia membelah sebuah durian matang menjadi dua bagian, tampak daging buah berwarna putih. Ciri khas MDUR 88 berdaging buah kuning keemasan, Ia mencicipi daging buah bertekstur keras itu. "Rasanya manis, mirip durian ajimah, Ingatan pekebunpun melayang saat ia mencicipi MDUR 88 di Malaysia beberapa tahun sebelumnya: tekstur lembut dan manis. Keruan saja, ia kecewa sehingga menebang kedua pohon MDUR 88 aspal alias asli tapi palsu Itu keesokan hari.
Hijau muda
Pekebun itu memperoleh 2 bibit durian MDUR 88 setinggi 60-80 cm dari penjual di Ancol, Jakarta Utara. Harga sebuah bibit Rp. 200.000. “Waktu itu saya ingin menambah tanaman koleksi," kata pehobi mancing itu. Kedua bibit itu kemudian pekebun cianjur ini tanam di kebunnya dekat Cianjur. Namun, apa lacur 4 tahun menanti, ternyata bukan MDUR 88 asli.
Kejadian itu tidak akan terjadi jika calon pekebun mengetahui ciri tanaman durian MDUR 88 saat membeli bibit.
Bisa jadi kekeliruan itu akibat si penjual salah mengidentifikasi bibit atau memang sengaja mencatut nama MDUR 88 untuk mendapatkan keuntungan tinggi. Lihat saja perbedaan harga antara ajimah dan MDUR 88. Harga sebuah bibit durian ajimah hanya Rp 20.000, tetapi karena penjual menjajakan dengan nama MDUR 88, maka harga membubung menjadi Rp 200.000. Artinya, si penjual untung 10 kali lipat.
Mencatut nama durian yang tengah populer acap terjadi. Eko Mulyanto SP, "penemu” durian merah di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, pernah menjumpai penjual bibit nakal yang mencatut durian merah banyuwangi. Padahal, yang dijual bukanlah durian merah asal kabupaten paling timur di Pulau Jawa itu. Tak menutup kemungkinan kejadian serupa bakal terjadi ketika durian pelangi yang Istimewa itu kini naik daun.
Itulah sebabnya kenali bibit durian yang diduga hasil silangan Durio zibethinus dan Durio graveotens itu. Menurut penangkar bibit durian pelangi di Bogor, Jawa Barat, Syahril M Said, bentuk daun pelangi mirip durian sunan. Ujung daunnya agak membulat. Durian lain, meruncing alias lancip. “Warna daun pelangi hijau muda sejak daun muda hingga tua. Sementara durian lain umumnya hijau muda saat daun muda dan berubah menjadi hijau tua ketika tua," kata Syahril.
Perbedaan Daun Durian Pelangi dengan Durian Yang Lain
Periset durian di Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu) di Solok, Sumatera Barat, Panca Jarot Santoso SP MSc mengatakan, “Warna daun pelangi hijau terang. Selain itu, rantingnya relatif lebih kecil dibandingkan durian lain,” Pantas, penampilan bibit pelangi agak ringkih dibanding varietas yang lain. Apa beda durian pelangi manokwari dengan durian merah banyuwangi?
Menurut Eko Mulyanto, anggota staf Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bagian bawah daun durian merah banyuwangi berwarna keperakan. Bagian permukaan atas daun terlihat bergelombang," ujar Eko. Sementara bagian bawah daun pelangi manokwari berwarna cokelat, sama seperti durian lain.
Tepi daun durian merah asal Banyuwangi melengkung. Bila diraba seperti ada menyangkut di kulit jari tangan,” kata Eko. Ukuran daun durian merah banyuwangi sama dengan durian lain. Namun, pada varian durian merah yang memiliki keturunan lai Durio kutejensis seperti durian merah lapis asal Desa Kampunganyar, Kecamatan Kalipura, Banyuwangi, ukuran daun lebih panjang daripada durian lain. Panjang daun mencapai 15 cm, sedangkan durian biasa, 12 cm. Dengan mengenal ciri-ciri itu, kejadian seperti yang dialami Bernard semoga tak terulang.
Perbedaan Pada Ekstra Kelopak Durian Pelangi
Anggota staf Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur, Eko Mulyanto SP, menuturkan perbedaan mencolok antara durian merah asal Banyuwangi dengan durian biasa juga terlihat dari struktur bunga. "Durian merah memiliki kelopak tambahan dari durian biasa,” kata Eko. Ukuran kelopak “tambahan” itu berbeda-beda. Dari 25 varian durian merah di Banyuwangi, sebanyak 16 varian di antaranya memiliki kelopak bunga tambahan sepanjang 6 cm, lainnya hanya 3 cm.
Simak Juga Asal Muasal Munculnya Durian Pelangi
Dokumentasi Trubus
Dokumentasi Trubus
Saturday, June 4, 2016
Sifat-Sifat Botani dan Varietas Buah Semangka
Sifat-Sifat Botani Dan Varietas Semangka
Sifat-Sifat Botani Semangka
Semangka merupakan jenis tanaman dalam yang tergolong dalam famili Cucurbitaceae. Sejenis tanaman yang menjalar. Semangka yang berbuah sekali, oleh karenanya disebut juga dengan tanaman semusim. Umur dari tanaman semangka mulai dari bibit ditanam sampai menghasilkan buah yang siap panen pada kondisi lahan dan cuaca normal berkisar antara 70 - 100 hari. Jenis tanaman semangka ini memiliki akar serabut, maka dari itu semangka menghendaki tanah yang gembur dan porous. Dari batang utamanya tumbuh cabang-cabang produktif yang disebut dengan cabang lateral.
Daunya berbentuk cuping, yang terletak berseberangan beraturan sepanjang sulur tanaman. Panjang sulurnya bisa mencapai 5-6 meter bahkan bisa lebih, tergantung pada kondisi di sekitar tanaman itu sendiri serta faktor kesuburan tanah juga mempengaruhi. Bunga tanaman semangka timbul di ketiak tangkai daun. Dan disetiap tanaman akan muncul kuntum-kuntum bunga yang berwarna kuning cerah yang mampu memikat seranggga. Serangga-serangga ini secara tidak langsung membantu dalam proses penyerbukan.
Bunga dari tanaman semangka tidak sempurna, maksudnya antara tepung sari dan kepala putik yang dipunyai setiap bunga tidak terletak pada bunga yang sama. Tepung sari yang ada pada bunga yang memiliki tangkai lurus disebut dengan bunga jantan. Dan kepala putik yang terdapat pada bunga yang ditangkainya terlihat adanya bakal buah yang menggelembung. Maka bunga inilah yang di namakan dengan bunga betina.
Bunga betina yang terserbuk dengan sempurna akan berkembang menjadi buah semangka. yang bentuknya sesuai dengan varietas induk. Secara umum, bentuk semangka dapat dikelompokan menjadi 3 golongan, yaitu :
- Buah berbentuk bulat
- Buah berbentuk bulat tinggi.
- Buah berbentuk bulat panjang (oblong)
Lebih jelasnya bisa lihat pada gambar berikut :
Dari ketiga bentuk diatas mempunyai kulit buah bergaris memanjang ada juga yang polos, tergantung dari varietasnya. Serta ukuran besar buah. Dalam hal ukuran buah ini bisa di kelompokkan menjadi :
a. Klas A : Buah berukuran lebih dari 4 kg, dengan bentuk buah yang proporsioanl, dan tidak keropos.
b. Klas B : Buah yang berukuran antara 2 - 4 Kg.
c. Klas C : Buah yang kurang dari 2 kg.
d. Klas BS : Buah yang tidak layak untuk di jual, akibat bentuk yang kurang sempurna ataupun sebab lainnya, tanpa menghiraukan berat buat itu sendiri.
Daging buah berupa remah yang banyak mengandung air, dengan warna yang merah ataupun kuning, menurut jenis varietas induknya. Pada jenis varietas semangka haploid (berbiji), bijinya terletak relatif agak di tengah buah. Biji buah yang sudah tua berwarna coklat kehitam-hitaman.
Kandungan mineral pada setiap 100 gram buah semangka kurang lebih sebagai berikut :
- Air : 92 gram.
- Protein : 0,5 gram.
- Karbohidrat : 6,9 gram dalam bentuk larutan gula.
- Vitamin A : 590 gram S.I.
- Vitamin C : 6 m gram.
- Abu/Serat : 0,3 m gram.
- Calsium : 7 m gram
- Besi : 0,2 m gram.
- Pospor : 12 m gram
- Nilai buah : 28 kalori.
Jenis dari varietas semangka ini banyaknya puluhan, yang lazim untuk dibudidayakan. Namun dari beberapa varietas tersebut hanya beberapa saja yang diminati oleh para petani maupun konsumen buahnya yang beredar di pasaran.
Jenis dari varietas semangka yang cocok di budidayakan di daerah Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
Semangka jenis lokal dahulunya berasal dari Afrika, namun setelah diupayakan sedemikian rupa pada suatu daerah lama-kelamaan, tanaman serta buahnya mengalami perubahan, yang pada akhirnya memiliki ciri khas baru yang berbeda dengan varietas induk asalnya.
Diantara jenis semangka yang dibudidayakan antara lain :
Ciri-cirinya :
- Warna kulit yang hitam mengkilat. Bentuk buah bulat.
- Daging buahnya berwarna merah muda.
- Ukuran buah relatif kecil, namun memiliki rasa yang manis.
Ciri-cirinya :
- Kulit buah warnanya hijau terang dengan garis hijau gelap.
- Kulitnya relatif tipis, mengakibatkan mudah pecah apabila terlambat panen.
- Buahnya berbentuk oval (bulat telur)
- Warna daging buahnya merah jambu/
- Rasa cukup manis.
Ciri-cirinya :
- Memiliki biji buah yang banyak
- Rasanya kurang mengundang selera.
- Semangka jenis ini hanya di manfaatkan bijinya sebagai kwaci.
- Kulit buah semangka jenis ini warna hijau gelap yang bergaris.
Jenis dari semangka ini merupakan impor dari negara lain. Umumnya benih impor ini adalah merupakan hasil silangan (hibridasi) dari beberapa jenis buah induk yang masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri.
Diantar hasil penyilang tersebut seperti : Benih yamato, sugar suika, cream suika dan lain-lainya. Namun benih-benih semangka ini sulit di dapatkan di Indonesia.
Demikian uraian tentang sifat-sifat Botani dan Varietas Semangka semoga ada manfaatnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)