Friday, September 23, 2016
Pengemasan Ikan Konsumsi | Wirausaha di Bidang Pembenihan Ikan Lele
Pengemasan Ikan Konsumsi
Ada dua metode pengemasan yang biasa dilakukan untuk transportasi benih ikan agar dapat hidup sampai tujuan, yaitu metode tertutup dan terbuka.
Metode Tertutup
Pengemasan sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup dengan menggunakan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam media tersebut. Pengemasan dengan metode ini dapat dilakukan pada pengangkutan jarak jauh dalam waktu relatif lama. Alat pengangkut dapat menggunakan kantong plastik yang diberi media air dan oksigen. Teknik pengemasan sistem tertutup dilakukan dengan cara:- menyiapkan kantong plastik polietilen,
- mengisi kantong plastik dengan air bersih dan benih ikan,
- kemudian mengeluarkan dari kantong plastik dengan tujuan untuk menghilangkan karbon dioksida, dan dilanjutkan memasukkan oksigen dari tabung ke dalam plastik sampai volume udara 1/3-1/4 bagian.
- setelah pengisian oksigen, mulut kemasan diikat secara rapat dengan karet gelang.
- plastik berisi benih ikan yang sudah siap, kemudian dimasukkan dalam sterofoam sehingga tidak mudah pecah dan mudah diangkut.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari metode pengemasan tertutup.
Kelebihannya antara lain:
- media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan,
- dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang),
- memudahkan penataan dalam pemanfaatan ruang selama pengangkutan.
- media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan,
- tidak dapat dilakukan pergantian air, dan
- memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu pengangkutan.
Metode Terbuka
Pengemasan dengan metode terbuka, yaitu pengemasan ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat yang menggunakan media air yang masih dapat berhubungan dengan udara bebas. Pengemasan metode terbuka dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat yang tidak memerlukan waktu lama. Alat pengangkut berupa drum, plastik, peti berinsulator, dan lain lain. Setiap wadah dapat diisi air bersih ± 15 liter untuk mengangkut sekitar 5.000 ekor benih ukuran 3-5 cm (disesuaikan dan bergantung pada alat pengangkut). Pengemasan metode terbuka dilakukan dengan cara memuasakan benih ikan terlebih dahulu agar laju metabolisme dan ekskresinya dapat berkurang pada saat pengangkutan sehingga air tidak keruh oleh kotoran ikan (untuk pengangkutan >5 jam). Tahapan pengemasan ikan selama transportasi, yaitu:
- siapkan wadah,
- masukkan air dan benih ke dalam wadah,
- berikan peneduh di atas wadah agar benih ikan tidak mengalami stres pada temperatur tinggi.
- jumlah padat penebaran bergantung pada ukuran benih, benih dengan ukuran 10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10ekor/L.
- setiap 4 jam sekali, ganti semua air di tempat yang teduh.
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari metode pengemasan terbuka.
Kelebihannya antara lain:
- difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung,
- dapat diiakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan
- dapat diiakukan pergantian air sebagian selama per-jalanan.
- dapat menimbulkan stres pada ikan,
- tidak dapat diiakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang.
- metode ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi melalui darat/laut.
Perawatan
Kualitas air yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan usaha pembenihan. Hal tersebut dapat diukur dari faktor fisika, kimia, dan biologi lingkungan air yang dapat menunjang kehidupan ikan, yakni seperti berikut.
Kualitas air yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan usaha pembenihan. Hal tersebut dapat diukur dari faktor fisika, kimia, dan biologi lingkungan air yang dapat menunjang kehidupan ikan, yakni seperti berikut.
1. Faktor fisik (temperatur, kecerahan, warna, bau)
Faktor kimia (pH, oksigen terlarut, karbon dioksida bebas, kadar nitrat)
Faktor biologi (pakan alami, hama, penyakit)
Temperatur yang baik untuk pembenihan ikan adalah 25-31 °C, kandungan oksigen terlarut >5 ppm. Keberhasilan budidaya juga dapat dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH) yaitu 6-8. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan keberhasilan pembenihan ikan, perlu pengawasan terhadap kualitas air kolam pemijahan/pembenihan dan kolam pemeliharaan larva/ benih.
Wirausaha di Bidang Pembenihan Ikan Lele
Kebutuhan Pasar di Lingkungan Sekitar
Kegiatan budidaya ikan saat ini merupakan salah satu usaha ekonomi produktif bagi masyarakat. Segmen usaha budidayaikanberdasarkanprosesproduksinya.dibagimenjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu usaha pembenihan, pendederan, dan pembesaran ikan. Usaha pembenihan merupakan suatu tahapan kegiatan perikanan yang output-nya adalah benih ikan. Usaha pembesaran merupakan kegiatan perikanan yang output-nya adalah ikan berukuran konsumsi. Usaha pendederan merupakan kegiatan perikanan yang output-r\ya adalah benih ikan, tetapi ukurannya lebih besar dari output pembenihan. Komoditas usaha yang dipilih dalam kegiatan budidaya ikan sangat bergantung pada permintaan pasar, teknis operasional, serta implementasinya.
Permintaan ikan konsumsi khususnya ikan lele yang makin meningkat membuat peluang usaha sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembesaran ikan lele. Dengan tingkat konsumsi yang tinggi, antara lain terlihat melalui warung-warung makanan dengan menu ikan lele, berdampak secara langsung kepada upaya pemenuhan kebutuhan akan benih ikan lele oleh para pengusaha pembesaran ikan lele. Kondisi ini membuat para petani pembenihan ikan lele tidak membutuhkan usaha khusus untuk memasarkan produknya karena lebih banyak pembeli yang datang langsung ke lokasi pembenihan dibandingkan dengan upaya petani pembenihan ikan yang menawarkan ke masyarakat (konsumen). Satu siklus usaha pembenihan dengan jangka waktu antara 40-45 hari dapat menghasilkan benih ikan lele hingga 30.000 -50.000 ekor dengan berbagai macam ukuran. Berdasarkan ukurannya, dalam satu siklus tersebut, sebagian besar ditawarkan/dijual dengan ukuran 5-6 cm.
Menganalisis Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi
Peluang dalam bahasa inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Jadi, peluang berasal dari kesempatan yang muncul dan menjadi ilham (ide) bagi seseorang. Adanya peluang usaha merupakan awal dari dimulainya usaha yang akan dilakukan. Peningkatan jumlah usaha baik skala kecil, menengah, dan besar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Pemetaan peluang usaha dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha, sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan.
Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan dari atas daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitaif maupun kualitatif. Berikut ini merupakan salah satu metode untuk melakukan pemetaan usaha, yakni analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal wirausaha/perusahaan. Analisis SWOT pada usaha pembenihan ikan didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), serta meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha pembenihan ikan sebagai alat penyususn strategi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dapat menentukan strategi pengembangan usaha pembenihan ikan dalam jangka panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat.
Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pembudidaya pembenihan ikan dengan menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan teknik pembenihan ikan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keberhasilan usaha pembenihan ikan.
Hasil contoh studi kasus analisis SWOT untuk usaha pembenihan ikan konsumsi sebagai berikut.
Kekuatan (S) | Kelemahan (W) | Peluang (O) | Ancaman (T) |
Tersedianya sumber daya alam yang memenuhi kualitas pembenihan ikan | Belum optim-alnya perkem-bangan usaha pembenihan ikan | Adanya perluasan kesempatan kerja | Harga produk/ benih ikan yang tidak stabil |
Tersedianya teknologi yang mendukung | Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah | Permintaan pasar tinggi | Harga pakan ikan meningkat |
Tersedianya lahan | Belum optimalnya pemasaran | Peningkatan pendapatan | Belum adanya konsumen yang tetap |
Potensi usaha | Modal terbatas | Adanya daya tarik investasi | Adanya hama penyakit |
Kecukupan hasil pembenihan untuk memenuhi kebutuhan hidup pembudidaya | Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit | Adanya koperasi | Sisa pakan menyebabkan kematian massal |
Hasil studi kasus analisis SWOT untuk usaha pembenihan ikan konsumsi diurutkan berdasarkan tingkatan nilai tertinggi yang dipilih oleh koresponden (pembudidaya ikan). Analisis SWOT berupa hasil perhitungan nilai tertimbang faktor internal dan eksternal, yaitu perhitungan S - W sebagai sumbu horizontal yang merupakan hasil pengurangan antara kekuatan - kelemahan dari faktor internal dan perhitungan nilai O - T sebagai sumbu vertikal, yaitu peluang dikurangi ancaman menghasilkan strategi yang tepat dalam pengembangan usaha pembenihan ikan. Data tersebut dan setelah dilakukan analisis SWOT menunjukkan bahwa usaha pembenihan ikan memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman. Strategi yang dapat diterapkan, yaitu sebagai berikut.
- Memanfaatkan sumberdaya manusia secara optimal untuk meningkatkan produksi benih ikan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
- Meningkatkan potensi lahan yang cukup besar untuk meningkatkan permintaan benih ikan.
Peluang Usaha Berdasarkan Pengamatan Pasar
Sumber daya perikanan Indonesia dibagi menjadi dua kategori yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi perikanan di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara optimal, namun produksi budidaya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kenaikan jumlah produksi ikan berpengaruh langsung terhadap kenaikan konsumsi ikan penduduk Indonesia per kapita per tahun. Tingkat konsumsi ikan penduduk Indonesia pada tahun 2001 sebesar 9,96 kg/ kapita/tahun meningkat menjadi 17,01 kg/kapita/tahun pada tahun 2005. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013), tingkat konsumsi ikan pada tahun 2010 - 2012 rata-rata mengalami kenaikan hingga 5,44%. Pada tahun 2010, tingkat konsumsi ikan mencapai 30,48 kg/ kapita/tahun, pada tahun 2011 sebanyak 32,25 kg/kapita/tahun, dan pada tahun 2012, tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg/kapita/tahun. Kecenderungan tersebut mendorong berkembangnya usaha-usaha perikanan budidaya, mulai dari pembenihan, pemeliharaan, pengemasan, dan pemasaran.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan benih ikan terus meningkat sehingga dipastikan usaha pembenihan akan terus berkembang dengan pesat. Alasan lain menyatakan bahwa sebagian besar pembudidaya ikan menganggap budidaya pembenihan ikan lebih menguntungkan dibandingkan dengan budidaya pembesaran. Salah satu usaha pembenihan ikan yang berkembang di Indonesia adalah pembenihan ikan lele. Lele adalah salah satu jenis ikan yang bergizi tinggi, sehingga mendukung asupan masyarakat untuk konsumsi ikan yang kaya akan Omega-3. Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat. Walaupun sebelum tahun 1990-an ikan lele belum begitu popular sebagai makanan lezat, namun beberapa tahun belakangan ini lele menjadi makanan popular yang merakyat dan menyebar ke mana-mana. Berdasarkan data Bank Indonesia (2010), produksi benih per hari > 175.000 benih lele membuktikan bahwa Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sentra usaha pembenihan ikan lele di Indonesia. Namun, jika dikaitkan dengan kebutuhan benih lele di wilayah ini yang mencapai > 300.000 benih per hari, membuat peluang usaha pembenihan makin terbuka.