Showing posts with label Perikanan. Show all posts
Showing posts with label Perikanan. Show all posts

Wednesday, April 5, 2017

Memaksimalkan Budidaya Nila, Perkembangan Teknologi Nila

Memaksimalkan Budi Daya Nila 


Dalam budi daya nila, ada teknik atau jurus yang dapat diaplikasikan sehingga pertumbuhannya lebih optimal dan hasil panen yang diperoleh bisa maksimal. Dengan demikian keuntungan yang diperolehpun akan menjadi lebih banyak.

Ikan nila sudah tidak asing lagi terdengar oleh masyarakat indonesia umumnya. Bahkan, ikan yang memiliki kerabat dengan mujair ini sudah dikenal semenjak puluhan tahun yang silam. Sejalan dengan perputaran waktu,  peningkatan mutu genetiknya juga sudah banyak dilakukan. Pada mulanya, nila diperkenalkan dengan nama "Nila 69", yaitu nila yang diimport dari Taiwan pada tahun 1969. Di tahun 1982, muncul nila Gift (Genetic Improvement Former of Tilapia) dari Filipina. Selelah itu, mulailah munculnya strain-strain nila yang lain, seperti Citralada (Thailand) serta NIFI dan Get (Filipina). Sekarang, muncul pula nila Gesit, nila Nirwana, Nila Best, dan nila Larasati.
Memaksimalkan Budi Daya Nila, Perkembangan Teknologi Nila

Nila telah berhasil dikembangkan, baik pada tahap pembenihan maun pembesara. Pembenihan nila dapat dilakukan secara sederhana. Hanya dengan menebar induk di sebuah kolam, induk nila tersebut akan memijah dengan sendirinya. Demikian pula dalam tahan membesarkan, hanya dengan menebar benih serta memberi pakan, ikan nila akan tumbuh. Namun, jika pemeliharaan hanya dilaukan tidak maksimal, hasil yang didapatkan juga tidak akan maksimal.

Pada mulanya, pembenihan nila di lakukan pada lahan yang sempit, terutama dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah. Dengan menggunakan lahan rumah, pengontrolan terhadap ikan akan lebih mudah dilakukan. Namun, seiring dengan permintaan nila yang selalu meningkat, budi daya nila pun terus tumbuh berkembang dalam masyarakat. Yang pada akhirnya, lahan yang dipakai tidak hanya sebatas di sekitar rumah, tetapi meluas dengan menggunakan lahan-lahan lainnya, baik dengan membeli ataupun dengan sistem sewa lahan dari orang lain.

Ada pembenihan tentu ada pembesaran. Awal mulanya budi daya nilai yang di lakukan oleh seseorang mencakup semuanya, mulai dari pembenihan sampai pembesaran. Namun, karena pemikiran perputaran uang cepat, akhirnya sebagian besar memilih melakukan satu tahap budi daya saja, contohnya pembenihan atau pembesaran saja.

Pembesaran nila awalnya banyak diterapkan di kolam tanah. Namun, saat ini sudah banyak wadah yang bisa dimanfaatkan sebagai lahan untuk budi daya nila selain lahan yang berupa kolam tanah. Tambak dan kolam air deras misalnya. Tetapi. pembesaran di kedua wadah tersebut tidak dapat maksimal, walaupun memang cukup menguntungkan. Hal tersebut karena pemeliharaan yang dilakukan tidak diiringi denan teknologi dan pengelolaan yang tepat serta maksimal.

kolam jaring apung Usaha pembesaran nila semakin berkembang setelah dibangunnya beberapa waduk di berbagai daerah, seperti Waduk KEdung Ombo di Jawah Tengah serta Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata di Jawa Barat. Tidah hanya itu, seperti Danau Maninjau di Sumatera Barat, dan Danau Toba di Sumatera Utara. Di danau dan waduk tersebut, para pembudi daya menerapkan usaha pembesaran menggunakan kolam jaring apung atau di singkat dengan KJA.



Perkembangan Teknologi Nila


Berkaitan dengan banyaknya kendala teknis pada nila, para ahli perikanan mengupayakan berbagai macam cara supaya masalah tersebut dapat teratasi. Upaya itu dilakukan melalui berbagai program teknis. Meski hampir setiap program membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang lumayan besar, tetapi hasilnya akan memberikan manfaat yang besar bagi pembudi daya nila.

Salah satu hasil yang paling mengesankan adalah munculnya berbagai varietas nilai yang dimotori oleh ICLARM (INternational Center for Living Aquatic Resources Management). ICLARM adalah sebuah badan dunia yang berpusat di Filipina. Hasil dari penelitian tersebut adalah lahirnya nila GIFT (Genetic Improvement of Farm Tilapia. Selanjutnya mucul pula vairietas lainnya, yaitu nila GET (Genetically Enchanched Tilapia).

Para ahli perikanan Indonesia juga tidak ketinggalan. Berbagai macam penelian yang dilakukan telah melahirkan berbagai strain baru nila. Sebu saja nila GESIT (Genetic Strain Indonesia Tilapia). Varietas ini merupakan hasil rekayasa genetik Pusat Pengembangan Induk Ikan Nila Nasional (PPIINN) yang berpusat di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi yang bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT) Jakarta.

Selain nila GESIT, ada pula strain baru lainnya. Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (Balaikanwar) mencetak nila BEST (Bogor Enchanched Stain Tilapia). Balai pengembangan Benih Ikan (BPBI) Wanayasa, Purwakarta dan Satuan Kerja Pengembangan Air Tawar (Satker PBAT)

 Ruang Penetasan dan Wadah Telur


Selengkapnya → Memaksimalkan Budidaya Nila, Perkembangan Teknologi Nila

Sunday, September 25, 2016

Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi | Ide Usaha | Risiko Usaha | Membuat Usaha Pembenihan Ikan Lele

Menciptakan Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi

a. Ide Usaha


Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha adalah sebagai berikut.

1) Faktor internal

Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapinya dengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek faktor internal antara lain:
a) pengetahuan yang dimiliki,
b) pengalaman dari individu itu sendiri,
c) pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah,
d) intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal ialah hal - hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis. faktor eksternal antara lain :
a)    masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,
b)    kesulitan yang dihadapi sehari-hari,
c)    kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain,
d)-    pemikiran yang besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Untuk merintis suatu usaha pembenihan ikan dengan baik, tentunya harus melihat prospek usaha jangka pendek, menengah, dan panjang. Selanjutnya untuk memulai usaha pembenihan ikan, harus diketahui bagaimana prospek usaha ini. Setelah mengetahui prospek usaha, barulah membuat rencana usaha, mempersiapkan sarana dan prasarana, serta modal usaha.

b. Risiko Usaha

Tugas wirausaha di dalam pengambilan risiko adalah sebagai berikut.
  1. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang.
  2. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen.
  3. Menyewakan alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.
  4. Mengumpulkan informasi usaha.
  5. Mengurangi resiko usaha.

Unsur-unsur dalam mengurangi risiko usaha yaitu :
  1. Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelola usaha, peluang, dan kekuatan perusahaan.
  2. Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan-antusiasme untuk melaksanakan strategi usaha.
  3. Adanya kemampuan merencanakan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.
  4. Adanya kreativitas dan inovasi dalam menerapkan cara mengolah keadaan usaha demi keuntungan.
Pada kegiatan budidaya pembenihan, benih ikan akan mengalami laju pertumbuhan yang cepat. Untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal, ikan memerlukan asupan nutrisi yang cukup dengan komposisi lengkap, terutama kebutuhan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan. Pakan yang berkualitas diperlukan untuk memaksimalkan pertumbuhan. Pakan yang diberikan pada usaha pembenihan membutuhkan biaya yang lebih tinggi dari usaha pembesaran. Hal ini memberikan konsekuensi pada tingginya biaya produksi pada usaha pembenihan ikan.

Pada usia benih, ikan memiliki kondisi tubuh yang lemah gerakannya, lambat, dan belum memiliki kemampuan perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. Usaha pembenihan menjanjikan keuntungan yang besar, tetapi mempunyai risiko yang tinggi. Risiko ini bisa muncul apabila pembenih tidak bisa menekan tingkat mortalitas. Tingkat mortalitas yang tinggi umumnya terjadi akibat kecerobohan pembudidaya, terutama lemahnya upaya pengendalian terhadap hama dan penyakit serta pemangsa benih (predator).

Analisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha

Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
  1. Keyakinan yang kuat dalam berusaha
  2. Sikap mental yang positif dalam berusaha
  3. Percaya diri dan keyakinan terhadap diri sendiri
  4. Tingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan
  5. Inovatif dan kreatif
  6. Keunggulan dalam menjalankan usaha Sasaran yang tepat dan menantang dalam berusaha Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien Pengembangan diri
  7. Selalu mengadakan evaluasi atas usaha yang dijalankan

Dalam melakukan usaha ada dua kemungkinan yaitu kegagalan dan keberhasilan. Setiap orang pada umumnya tidak mau menerima kegagalan. Hanya sedikit orang yang mau memahami bahwa sesungguhnya kegagalan itu hanya sementara saja karena kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Jika seseorang mempunyai mental dan pribadi wirausaha, dia tidak akan putus asa jika mengalami kegagalan. la akan berusaha bangkit lagi sampai ia berhasil memperoleh apa yang menjadi harapannya. Biasanya setelah mengalami kegagalan sekali, ia gunakan pengalaman dan tidak akan mengulangi kegagalan serupa. Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan usaha adalah sebagai berikut.
  1. Tidak ada tujuan tertentu dalam usaha
  2. Kurang berambisi
  3. Tidak disiplin
  4. Pendidikan yang tidak cukup
  5. Sikap selalu menunda-nunda
  6. Kesehatan terganggu
  7. Kurang tekun
  8. Kepribadian yang negatif
  9. Tidak jujur
  10. Tidak dapat bekerja sama dengan orang lain
Keberhasilan dan kegagalan wirausaha budidaya pembenihan ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM serta pengetahuan usaha yang ditekuni. Budidaya/ pembenihan ikan sebenarnya mudah dilakukan seperti ikan lele, nila, bawal, dan lainnya. Namun, kurangnya pengalaman dan informasi mengenai teknik budidaya pembenihan dapat menjadi penyebab kegagalan usaha.

Secara umum, hanya dua (2) faktor yang menentukan keberhasilan usaha budidaya/pembenihan ikan, yaitu secara teknis mampu mengendalikan kualitas air kolam dan paham mengenai karakterisktik ikan yang akan dibudidayakan (pakan, kolam, cara perawatan; dan Iain-lain). Jika hal tersebut sudah diketahui maka tidak perlu khawatir terjadi kegagalan bisnis.

Membuat Usaha Pembenihan Ikan Lele

Projek Kelompok
  1. Buatlah media pemeliharaan ikan konsumsi dengan ukuran yang tidak terlalu besar (ukuran disesuaikan dengan lahan yang ada di sekitar kamu)!
  2. Cari dan belilah induk ikan konsumsi yang siap memijah (jenis ikan disesuaikan dengan ikan yang terdapat di daerahmu)!
  3. Lakukan pemeliharaan induk ikan konsumsi dan lakukan pemijahan!
  4. Lakukan proses pembenihan/pemijahan sampai menghasilkan larva/benih!
  5. Lakukan pengemasan benih ikan sesuai konsep berkarya!
  6. Buatlah laporan dari proyek yang kamu lakukan bersama kelompok!
  7. Hitunglah biaya produksi dan analisis BEP dari usaha pembenihan yang dilakukan!
  8. Laporan proyek berupa dokumentasi (foto atau video) serta laporan tertulis yang merupakan hasil dari semua proses pembenihan ikan konsumsi.

Rangkuman

  1. Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi sebagai pangan oleh manusia. Ikan konsumsi dapat diperoleh melalui usaha budidaya.
  2. Ikan konsumsi yang sering dibudidayakan, antara lain: lele, gurami, nila, mas, bawal, dan patin.
  3. Pembenihan ikan konsumsi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pembenihan alami dan pembenihan buatan.
  4. Faktor pendukung keberhasilan wirausaha, di antaranya: SDM, keuangan, organisasi, manajemen usaha, dan faktor pemasaran.
  5. Secara umum, hanya dua faktor yang menentukan keberhasilan usaha budidaya ikan, yaitu mampu untuk menjaga kualitas air kolam dan cukup informasi mengenai ikan yang akan dibudidayakan (pakan, kolam, cara perawatan, dan Iain-lain).
     Pengemasan Ikan Konsumsi
    Budidaya Ikan Lele

    Selengkapnya → Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi | Ide Usaha | Risiko Usaha | Membuat Usaha Pembenihan Ikan Lele

    Friday, September 23, 2016

    Pengemasan Ikan Konsumsi | Wirausaha di Bidang Pembenihan Ikan Lele

    Pengemasan Ikan Konsumsi


    Ada dua metode pengemasan yang biasa dilakukan untuk transportasi benih ikan agar dapat hidup sampai tujuan, yaitu metode tertutup dan terbuka.

    Metode Tertutup

    Pengemasan sistem tertutup yaitu pengemasan ikan hidup dengan menggunakan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam media tersebut. Pengemasan dengan metode ini dapat dilakukan pada pengangkutan jarak jauh dalam waktu relatif lama. Alat pengangkut dapat menggunakan kantong plastik yang diberi media air dan oksigen. Teknik pengemasan sistem tertutup dilakukan dengan cara:
    • menyiapkan kantong plastik polietilen,
    • mengisi kantong plastik dengan air bersih dan benih ikan,
    • kemudian mengeluarkan dari kantong plastik dengan tujuan untuk menghilangkan karbon dioksida, dan dilanjutkan memasukkan oksigen dari tabung ke dalam plastik sampai volume udara 1/3-1/4 bagian.
    • setelah pengisian oksigen, mulut kemasan diikat secara rapat dengan karet gelang.
    • plastik berisi benih ikan yang sudah siap, kemudian dimasukkan dalam sterofoam sehingga tidak mudah pecah dan mudah diangkut.


    Terdapat kelebihan dan kekurangan dari metode pengemasan tertutup.
    Kelebihannya antara lain:
    • media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan,
    • dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang),
    • memudahkan penataan dalam pemanfaatan ruang selama pengangkutan.
    Kekurangannya antara lain:
    • media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan,
    • tidak dapat dilakukan pergantian air, dan
    • memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu pengangkutan.

    Metode Terbuka


    Pengemasan dengan metode terbuka, yaitu pengemasan ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat yang menggunakan media air yang masih dapat berhubungan dengan udara bebas. Pengemasan metode terbuka dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat yang tidak memerlukan waktu lama. Alat pengangkut berupa drum, plastik, peti berinsulator, dan lain lain. Setiap wadah dapat diisi air bersih ± 15 liter untuk mengangkut sekitar 5.000 ekor benih ukuran 3-5 cm (disesuaikan dan bergantung pada alat pengangkut). Pengemasan metode terbuka dilakukan dengan cara memuasakan benih ikan terlebih dahulu agar laju metabolisme dan ekskresinya dapat berkurang pada saat pengangkutan sehingga air tidak keruh oleh kotoran ikan (untuk pengangkutan >5 jam). Tahapan pengemasan ikan selama transportasi, yaitu:
    • siapkan wadah,
    • masukkan air dan benih ke dalam wadah,
    • berikan peneduh di atas wadah agar benih ikan tidak mengalami stres pada temperatur tinggi.
    • jumlah padat penebaran bergantung pada ukuran benih, benih dengan ukuran 10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10ekor/L.
    • setiap 4 jam sekali, ganti semua air di tempat yang teduh.


    Terdapat kelebihan dan kekurangan dari metode pengemasan terbuka.
    Kelebihannya antara lain:
    • difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung, 
    • dapat diiakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan
    • dapat diiakukan pergantian air sebagian selama per-jalanan.
    Kekurangannya antara lain:
    • dapat menimbulkan stres pada ikan,
    • tidak dapat diiakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang.
    • metode ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi melalui darat/laut.
    Perawatan
    Kualitas air yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan usaha pembenihan. Hal tersebut dapat diukur dari faktor fisika, kimia, dan biologi lingkungan air yang dapat menunjang kehidupan ikan, yakni seperti berikut.

    1. Faktor fisik (temperatur, kecerahan, warna, bau)
    Faktor kimia (pH, oksigen terlarut, karbon dioksida bebas, kadar nitrat)
    Faktor biologi (pakan alami, hama, penyakit)

    Temperatur yang baik untuk pembenihan ikan adalah 25-31 °C, kandungan oksigen terlarut >5 ppm. Keberhasilan budidaya juga dapat dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH) yaitu 6-8. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan keberhasilan pembenihan ikan, perlu pengawasan terhadap kualitas air kolam pemijahan/pembenihan dan kolam pemeliharaan larva/ benih.

    Wirausaha di Bidang Pembenihan Ikan Lele

    Kebutuhan Pasar di Lingkungan Sekitar


    Kegiatan budidaya ikan saat ini merupakan salah satu usaha ekonomi produktif bagi masyarakat. Segmen usaha budidayaikanberdasarkanprosesproduksinya.dibagimenjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu usaha pembenihan, pendederan, dan pembesaran ikan. Usaha pembenihan merupakan suatu tahapan kegiatan perikanan yang output-nya adalah benih ikan. Usaha pembesaran merupakan kegiatan perikanan yang output-nya adalah ikan berukuran konsumsi. Usaha pendederan merupakan kegiatan perikanan yang output-r\ya adalah benih ikan, tetapi ukurannya lebih besar dari output pembenihan. Komoditas usaha yang dipilih dalam kegiatan budidaya ikan sangat bergantung pada permintaan pasar, teknis operasional, serta implementasinya.

    Permintaan ikan konsumsi khususnya ikan lele yang makin meningkat membuat peluang usaha sangat terbuka bagi para pelaku usaha pembesaran ikan lele. Dengan tingkat konsumsi yang tinggi, antara lain terlihat melalui warung-warung makanan dengan menu ikan lele, berdampak secara langsung kepada upaya pemenuhan kebutuhan akan benih ikan lele oleh para pengusaha pembesaran ikan lele. Kondisi ini membuat para petani pembenihan ikan lele tidak membutuhkan usaha khusus untuk memasarkan produknya karena lebih banyak pembeli yang datang langsung ke lokasi pembenihan dibandingkan dengan upaya petani pembenihan ikan yang menawarkan ke masyarakat (konsumen). Satu siklus usaha pembenihan dengan jangka waktu antara 40-45 hari dapat menghasilkan benih ikan lele hingga 30.000 -50.000 ekor dengan berbagai macam ukuran. Berdasarkan ukurannya, dalam satu siklus tersebut, sebagian besar ditawarkan/dijual dengan ukuran 5-6 cm.

    Menganalisis Peluang Usaha Pembenihan Ikan Konsumsi


    Peluang dalam bahasa inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang muncul dari sebuah kejadian atau momen. Jadi, peluang berasal dari kesempatan yang muncul dan menjadi ilham (ide) bagi seseorang. Adanya peluang usaha merupakan awal dari dimulainya usaha yang akan dilakukan. Peningkatan jumlah usaha baik skala kecil, menengah, dan besar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

    Pemetaan peluang usaha dimaksudkan untuk menemukan peluang dan potensi usaha yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan peluang selalu menyertai suatu usaha, sehingga penting untuk melihat dan memantau perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan bertahan dalam persaingan.

    Pemetaan potensi usaha dapat didasarkan pada sektor unggulan dari atas daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa metode dalam melakuan pemetaan potensi usaha, baik secara kuantitaif maupun kualitatif. Berikut ini merupakan salah satu metode untuk melakukan pemetaan usaha, yakni analisis SWOT.

    Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal wirausaha/perusahaan. Analisis SWOT pada usaha pembenihan ikan didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), serta meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis ini didahului oleh proses identifikasi faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan strategi yang terbaik, dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.

    Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha pembenihan ikan sebagai alat penyususn strategi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dapat menentukan strategi pengembangan usaha pembenihan ikan dalam jangka panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan pengambilan keputusan secara cepat.

    Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pembudidaya pembenihan ikan dengan menggunakan kuisioner. Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan teknik pembenihan ikan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keberhasilan usaha pembenihan ikan.

    Hasil contoh studi kasus analisis SWOT untuk usaha pembenihan ikan konsumsi sebagai berikut.
    Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Ancaman (T)
    Tersedianya sumber daya alam yang memenuhi kualitas pembenihan ikan Belum optim-alnya perkem-bangan usaha pembenihan ikan Adanya perluasan
    kesempatan kerja
    Harga produk/ benih ikan yang tidak stabil
    Tersedianya teknologi yang mendukung Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah Permintaan pasar tinggi Harga pakan ikan meningkat
    Tersedianya lahan Belum optimalnya
    pemasaran
    Peningkatan pendapatan Belum adanya konsumen yang tetap
    Potensi usaha Modal terbatas Adanya daya tarik investasi Adanya hama penyakit
    Kecukupan hasil pembenihan untuk memenuhi kebutuhan hidup pembudidaya Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit Adanya koperasi Sisa pakan menyebabkan kematian massal

    Hasil studi kasus analisis SWOT untuk usaha pembenihan ikan konsumsi diurutkan berdasarkan tingkatan nilai tertinggi yang dipilih oleh koresponden (pembudidaya ikan). Analisis SWOT berupa hasil perhitungan nilai tertimbang faktor internal dan eksternal, yaitu perhitungan S - W sebagai sumbu horizontal yang merupakan hasil pengurangan antara kekuatan - kelemahan dari faktor internal dan perhitungan nilai O - T sebagai sumbu vertikal, yaitu peluang dikurangi ancaman menghasilkan strategi yang tepat dalam pengembangan usaha pembenihan ikan. Data tersebut dan setelah dilakukan analisis SWOT menunjukkan bahwa usaha pembenihan ikan memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan dengan ancaman. Strategi yang dapat diterapkan, yaitu sebagai berikut.
    • Memanfaatkan sumberdaya manusia secara optimal untuk meningkatkan produksi benih ikan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
    • Meningkatkan potensi lahan yang cukup besar untuk meningkatkan permintaan benih ikan.

    Peluang Usaha Berdasarkan Pengamatan Pasar


    Sumber daya perikanan Indonesia dibagi menjadi dua kategori yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Potensi perikanan di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara optimal, namun produksi budidaya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kenaikan jumlah produksi ikan berpengaruh langsung terhadap kenaikan konsumsi ikan penduduk Indonesia per kapita per tahun. Tingkat konsumsi ikan penduduk Indonesia pada tahun 2001 sebesar 9,96 kg/ kapita/tahun meningkat menjadi 17,01 kg/kapita/tahun pada tahun 2005. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (2013), tingkat konsumsi ikan pada tahun 2010 - 2012 rata-rata mengalami kenaikan hingga 5,44%. Pada tahun 2010, tingkat konsumsi ikan mencapai 30,48 kg/ kapita/tahun, pada tahun 2011 sebanyak 32,25 kg/kapita/tahun, dan pada tahun 2012, tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg/kapita/tahun. Kecenderungan tersebut mendorong berkembangnya usaha-usaha perikanan budidaya, mulai dari pembenihan, pemeliharaan, pengemasan, dan pemasaran. 

    Hal tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan benih ikan terus meningkat sehingga dipastikan usaha pembenihan akan terus berkembang dengan pesat. Alasan lain menyatakan bahwa sebagian besar pembudidaya ikan menganggap budidaya pembenihan ikan lebih menguntungkan dibandingkan dengan budidaya pembesaran. Salah satu usaha pembenihan ikan yang berkembang di Indonesia adalah pembenihan ikan lele. Lele adalah salah satu jenis ikan yang bergizi tinggi, sehingga mendukung asupan masyarakat untuk konsumsi ikan yang kaya akan Omega-3. Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat. Walaupun sebelum tahun 1990-an ikan lele belum begitu popular sebagai makanan lezat, namun beberapa tahun belakangan ini lele menjadi makanan popular yang merakyat dan menyebar ke mana-mana. Berdasarkan data Bank Indonesia (2010), produksi benih per hari > 175.000 benih lele membuktikan bahwa Kabupaten Boyolali menjadi salah satu sentra usaha pembenihan ikan lele di Indonesia. Namun, jika dikaitkan dengan kebutuhan benih lele di wilayah ini yang mencapai > 300.000 benih per hari, membuat peluang usaha pembenihan makin terbuka.

    Selengkapnya → Pengemasan Ikan Konsumsi | Wirausaha di Bidang Pembenihan Ikan Lele

    Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele | Bahan Pendukung Pembenihan Ikan Lele | Alat Pendukung Pembenihan Ikan Lele

    Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele 


    1. Bahan Pendukung Pembenihan Ikan Lele
    Sebelum melakukan pembenihan ikan lele, diperlukan langkah untuk menentukan atau memilih bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan dalam pembenihan ikan lele bergantung pada proses pembenihan, yaitu persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan), pemeliharaan induk, pemijahan/pembenihan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva dan benih. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembenihan ikan lele tersaji pada Gambar berikut.

    Induk ikan lele dan pakan merupakan bahan yang paling perlu diperhatikan agar proses produksi dapat berlangsung dengan baik. Dengan demikian, diharapkan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen, yang pada akhimya mendatangkan keuntungan yang memungkinkan usaha berkembang dengan baik. Beberapa persyaratan dalam memilih bahan (induk ikan, pakan ikan dan lain-lain) sebagai berikut.
    • Ikan yang dipilih sebaiknya yang mudah dipelihara, atau jika usaha tersebut adalah pembenihan ikan, sebaiknya ikan yang dipilih adalah jenis yang mudah dalam pemijahan, serta diharapkan dalam pelaksanaannya cnkup menggunakan peraiatan yang sederhana sehingga biaya produksi lebih ringan.
    • Bahan baku yang disediakan harus berkualitas karena untuk memperoleh suatu hasil produksi yang baik, dibutuhkan bahan baku yang baik pula. Contohnya untuk memperoleh benih yang baik, diperlukan induk ikan yang baik pula.
    • Bahan baku yang disediakan hendaknya yang mudah didapatkan di sekitar tempat usaha. Artinya, jika sewaktu-waktu memerlukan bahan baku tersebut, bahan dapat secara mudah diperoleh atau tidak perlu menunggu lama sehingga proses produksi tidak terhambat.
    • Bahan baku yang tersedia hendaknya yang relatif murah. Dengan demikian, diharapkan usaha yang dijalankan dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
    2. Alat Pendukung Pembenihan Ikan Lele

    Peralatan yang digunakan dalam pembenihan ikan lele tidak membutuhkan peralatan yang rumit. Peralatan yang digunakan dalam proses pembenihan ikan lele adalah seperti beriknt.
    • Peralatan pengadaan air bersih seperti pompa air atau pompa celup.
    • Peralatan pengukuran kualitas air seperti DO meter, pH-paper Universal, konduktiviti meter, termometer, dan lain-lain.
    • Peralatan dalam proses pemijahan ikan lele seperti kakaban.
    • Peralatan dalam pendederan benih ikan lele seperti blower atau aerator (untuk suplai oksigen).
    • Peralatan pemanenan atau penyortiran benih ikan lele seperti seser.
    • Peralatan pengemasan benih ikan lele seperti plastik, styrofoam, dan tabung oksigen.
    Peralatan budidaya ikan (a = Tabung oksigen, b = pompa listrik/aerator)

    a. Proses Pembenihan Ikan Lele

    Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat menentukan tahap kegiatan selanjutnya yaitu pembesaran. Pembenihan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya menjadi komponen input untuk kegiatan pembesaran. Berikut merupakan diagram alir proses produksi pembenihan ikan konsumsi mulai dari persiapan sarana dan prasarana sampai pemeliharaan larva dan benih seperti diperlihatkan pada Gambar.
    Diagram alir proses pembenihan ikan
    Dalam kegiatan pembenihan ikan konsumsi khususnya ikan lele, perlu diperhatikan beberapa hal agar memenuhi standar produksi yaitu seperti berikut.

    1) Persiapan sarana dan prasarana (media pemijahan indukan)
    Dalam pemijahan indukan ikan, langkah utama yang harus dilakukan adalah persiapan kolam. Kolam yang digunakan dapat terbuat dari terpal, fiberglass, kolam semi permanen, dan permanen (tembok bersemen) (Gambar). Pastikan kolam yang akan digunakan bersih agar anakan ikan yang baru menetas tidak terkontaminasi penyakit.
    Media Pemeliharaan Ikan Lele
    Kolam terpal persegi | Kolam terpal lingkaran | Kolam alami

    2) Pemeliharaan induk
    Pemeliharaan induk bertujuan untuk menumbuhkan dan mematangkan gonad (sel telurdan sperma). Penumbuhan dan pematangan dapat dipacu dengan pendekatan pengendalian kondisi lingkungan, pakan berkualitas, dan hormonal. Pada pendekatan lingkungan, media hidup dibuat seoptimal mungkin sehingga nafsu makan ikan meningkat di dalam wadah pemeliharaan. Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk jantan dan betina terlihat mula> berpasang-pasangan dan kejar-kejaran.

    Ciri-ciri induk lele jantan
    • Kepalanya lebih kecil dari pada kepala induk lele betina.
    • Warna kulit dada agak tua jika dibanding kan dengan kulit dada induk lele betina.\
    • Urogenital papilla (kelamin) agak menonjoi, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
    • Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).Perutnya lebih langsing dan kenyal jika dibandingkan dengan perut induk lele betina.
    • Kulit lebih halus dibandingkan dengan kulit induk lele betina.
    Ciri-ciri induk lele betina
    • Kepalanya lebih besar dibandingkan dengan kepala induk lele jantan.
    • Warna kulit dada agak terang.
    • Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulatdaun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
    • Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
    • Perutnya lebih besar dan lunak.
    Syarat induk lele yang baik:
    • Kulit induk lele betina lebih kasar dibandingkan dengan kulit induk lele jantan.
    • Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
    • Berat badannya berkisar antara 100-200 g, bergantung pada kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-25 cm.
    • Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
    • Umur induk jantan >7 bulan, sedangkan induk betina berumur >1 tahun.
    • Frekuensi pemijahan bisa satu bulan sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung protein yang cukup.

    Pemijahan/pembenihan

    Pemijahan/pembenihan adalah proses pembuahan telur oleh sperma. Telur dihasilkan oleh induk betina dan sperma dihasilkan oleh induk jantan. Induk betina yang telah matang gonad berarti siap melakukan pemijahan. Proses pemijahan/pembenihan dapat berlangsung secara alami dan buatan.
    Pemijahan atau Pembenihan
    a) Pembenihan alami

    Pembenihan alami dilakukan dengan cara menyiapkan induk betina sebanyak 2 kali jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan sebanyak jumlah sarang atau satu pasang per sarang. Tata caranya sebagai berikut:
    Proses Pembenihan Alami

    b) Pembenihan buatan

    Proses pembenihan buatan (menggunakan larutan ovaprim)
    4) Penetasan telur

    Penetasan telur bertujuan untuk mendapatkan larva. Untuk itu, telur hasil pemijahan diambil dari bak pemijahan, kemudian diinkubasi dalam media penetasan/wadah khusus (wadah penetasan). Wadah ini berbentuk bak, tangki, akuarium, kolam atau ember berukuran besar.

    5) Pemeliharaan larva dan benih

    Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan karena sifat larva merupakan stadia paling kritis dalam siklus hidup biota budidaya, termasuk tahapan yang cukup sulit. 

    b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

     Kesehatan dan keselamatan kerja pada dunia usaha/ industri harus diperhatikan dengan saksama oleh semua tenaga kerja dalam setiap lingkup kerjanya. Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

    Dalam dunia usaha perikanan, budidaya ikan merupakan salah satu subsektor yang menggunakan tenaga kerja dalam jumlah cukup besar untuk memenuhi target produksinya. Tempat kerja adalah suatu ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, tempat tenaga kerja beraktivitas untuk pengembangan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Pada dunia usaha budidaya ikan, tempat bekerja terdapat di dalam atau di luar ruangan, bergantung pada jenis usahanya.

    Usaha budidaya/pembenihan ikan dapat dilakukan secaraekstensif, semi-intensif ataupun intensif menentukan penerapan aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Usaha budidaya/pembenihan ikan secara ekstensif atau tradisional tidak banyak menggunakan peralatan yang dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerjanya. Kegiatan produksi dalam budidaya/ pembenihan ikan dibagi dalam beberapa kegiatan, antara lain: pembenihan, pendederan, dan pembesaran. Kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi tersebut harus dilakukan agar target produksi yang diharapkan tercapai tanpa terjadi kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi berkaitan dengan metode produksi/ pembenihan yang digunakan.
    • Metode produksi secara ekstensif
    • Metode produksi secara semi-intensif
    • Metode produksi secara intensif
    Kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap metode budidaya ikan sangat berbeda karena berbeda proses produksi, target produksi, dan peralatan yang digunakan untuk mencapai produksi. Pemilihan metode produksi sangat ditentukan dari ketersediaan sarana prasarana. Tahapan yang dilakukan setelah peralatan tersedia adalah mengecek kesiapan dan fungsi peralatan dan cara penggunaan (manual procedur). Pengecekan yang benar diharapkan alat yang disiapkan dapat dioperasionalkan dengan baik. Peralatan yang diproduksi oleh pabrikan biasanya menyediakan buku petunjuk operasional alat. Dengan melakukan pengecekan pada semua peralatan yang akan digunakan, secara tidak langsung telah dilakukan pencegahan terhadap kemungkinan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kelalaian atau kecerobohan dalam bekerja sehingga menimbulkan cidera/kecelakaan kerja.

    c. Penerapan Keselamatan Kerja

    Pada setiap tahapan kegiatan budidaya ikan, pekerja harus selalu menggunakan pakaian kerja sesuai dengan peraturan perusahaan. Pemakaian baju kerja yang salah/tidak sesuai aturan (terutama yang basah) dapat mengganggu kesehatan para pekerja. Para pekerja yang bekerjanya berhubungan langsung dengan air sebaiknya menggunakan pakaian kerja yang terlindung dari air, atau dapat juga menggunakan pakaian kerja yang khusus. Jika pekerjaan telah selesai, pekerja dapat menggunakan pakaian lain sehingga kesehatan para pekerja tetap terjamin.

    Keselamatan kerja dalam kegiatan budidaya ikan yang menggunakan peralatan listrik harus diperhatikan secara ketat/serba hati-hati karena mudah menimbulkan kecelakaan di antaranya adalah sebagai berikut.
    • Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak dapat menimbulkan pemanasan yang membakar kulit kabel.
    • Sistem perkabelan yang tidak memenuhi persyaratan standar.
    • Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber listrik yang jauh lebih tinggi dari voltase yang seharusnya.
    Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi
    Budidaya Ikan Lele
    Pengemasan Ikan Konsumsi

    Selengkapnya → Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele | Bahan Pendukung Pembenihan Ikan Lele | Alat Pendukung Pembenihan Ikan Lele

    Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi | Ikan Air Tawar | Produk Pembenihan Ikan Konsumsi

    Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi

    Peta Materi Pembenihan Ikan Konsumsi Air Tawar
    Peta Materi Pembenihan Ikan Konsumsi Air Tawar

    Tujuan

    Setelah mempelajari artikel ini, anda mampu:
    1. Menyatakan pendapat tentang keragaman sumberdaya perikanan di Indonesia khususnya ikan asli Indonesia (endemik), sebagai ungkapan rasa bangga dan wujud rasa syukur kepada Tuhan serta bangsa Indonesia.
    2. Mengidentifikasi jenis-jenis, sarana produksi, dan teknik budidaya ikan khususnya pembenihan ikan yang ada di wilayah setempat berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan.
    3. Merancang kegiatan budidaya ikan, berdasarkan orisinalitas ide yang jujur dari diri sendiri.
    4. Mengetahui teknologi baru (tepat guna) yang digunakan untuk meningkatkan hasil budidaya ikan yang ramah lingkungan.
    5. Melaksanakan dan mempresentasikan kegiatan budidaya ikan yang ada di wilayah setempat.
    6. Menumbuhkan sikap kewirausahaan (enterpreneurship) dalam bidang budidaya pembenihan ikan.

    Produk Pembenihan Ikan Konsumsi

    1. Budidaya Ikan
    Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkannya.
    Jenis-jenis usaha perikanan

    Benih ikan adalah ikan dalam umur, bentuk, dan ukuran tertentu yang belum dewasa, termasuk telur, larva, dan biakan murni alga. Pendederan adalah suatu kegiatan pemeliharaan benih ikan setelah periode larva sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap untuk didederkan.

    2. Aneka Jenis Produk Pembenihan Ikan Konsumsi
    Aneka Jenis Produk Pembenihan Ikan Konsumsi
    Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, kebutuhan akan protein dari ikan juga makin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi ikan melalui usaha budidaya. Budidaya perikanan merupakan salah satu subsektor yang sangat potensial untuk dikembangkan karena dapat menerapkan rekayasa teknologi sehingga dapat menciptakan produk perikanan yang berkualitas dan berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya, sumber daya perikanan Indonesia terdiri atas ikan konsumsi dan non-konsumsi.

    Ikan konsumsi adalah jenis-jenis ikan yang lazim dikonsumsi oleh manusia sebagai sumber pangan. Ikan konsumsi dapat diperoleh salah satunya dari proses budidaya. Contoh ikan konsumsi yang sering dibudidayakan antara lain: lele, gurami, nila, mas, bawal, dan patin. Ikan-ikan tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan, yaitu bentuk tubuh ikan sebagai ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut.

    Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)

    Lele lokal merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan ciri-ciri tubuh memanjang dan kulit licin, serta identik dengan warna punggung hitam dan warna perut (abdomen) putih keabu-abuan (Gambar 3.3). Lele lokal merupakan ikan asli Indonesia. Di Indonesia, lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), maut (Gayo, Aceh), pintet (Kalimantan Selatan), keling (Makasar), cepi (Bugis), lele atau lindi (Jawa Tengah). Lele bersifat nocturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Berdasarkan kebiasaan makan, lele merupakan hewan karnivora, yaitu golongan ikan yang sumber makanan utamanya berasal dari bahan hewani.

    Usaha pembenihan lele mempunyai prospek yang cukup cerah. Permintaan konsumen makin meningkat. Pengembangan teknik pembenihan ikan yang baik akan meningkatkan hasil budidaya secara berkelanjutan. Segmentasi pasar lele sangat bervariasi bergantung pada ukuran. Pada tahun 2013, benih ikan lele dengan ukuran 5-7 cm dijual dengan harga Rp 170 - Rp 200/ekor, ukuran 7-9 cm berkisar Rp 210 - Rp 250/ekor, dan ukuran 9-11 cm berkisar Rp. 250 - Rp. 300/ekor.

    Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)

    Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
    Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi yang hidup di airtawar, merupakan ikan hasil introduksi yang berasal dari Afrika Bagian Timur pada tahun 1969. Saat ini, ikan nila menjadi komoditas andalan dan unggulan ikan konsumsi air tawar di Indonesia. Ikan nila cenderung sangat mudah dibudidayakan dan dipasarkan karena merupakan salah satu jenis ikan yang paling disukai oleh masyarakat. Morfologi ikan nila adalah garis vertikal yang berwarna gelap di sirip ekor sebanyak enam buah. Garis seperti itu juga terdapat di sirip punggung dan sirip dubur, bersifat omnivora  sehingga dalam budidayanya akan sangat efisien.
    Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
    Harga benih nila di pasaran biasanya dijual berdasarkan ukuran bobot dengan harga Rp 25.000 - Rp 28.000,-/kg. Jumlah benih nila per kg >500 ekor. Teknik budidaya nila relatif mudah sehingga sangat layak dilakukan pada semua skala usaha (rumah tangga, mikro, kecil, menengah, dan besar).

    Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

    Gurami merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarna kekuningan/ keperak-perakan (Gambar 3.5). Gurami merupakan ikan asli Indonesia yang berasal dari daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia) dan menyebar ke Malaysia, Thailand, Ceylon, serta Australia. Di Jawa, gurami dikenal dengan sebutan gurameh, di Sumatra disebut kala atau kalui, di Kalimantan disebut kalui. Gurami mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi dengan cita rasa yang enak sehingga digemari banyak orang dari berbagai kalangan.

    Harga gurami di pasaran sangat bervariasi bergantung pada umur: gurami umur 1-2 bulan dijual dengan harga Rp 400 - Rp 500/ekor. Benih gurami dijual berdasarkan umur dengan harga relatif mahal karena permintaan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya. Oleh sebab itu, budidaya ikan gurami khususnya pembenihan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar.
    Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
    Ikan Bawal (Colossoma macropomum)

    Bawal air tawar saat ini banyak diminati sebagai ikan konsumsi, paling banyak dibudidayakan di daerah Jawa. Bawal mempunyai beberapa keistimewaan, di antaranya pertumbuhan cukup cepat, nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (omnivora), lebih banyak makan dedaunan, daya tahan yang tinggi terhadap kondisi limnologi yang ekstrim, dengan rasa dagingnya pun cukup enak hampir menyerupai daging ikan gurami.

    Ikan Bawal (Colossoma macropomum)
    3. Manfaat Ikan Konsumsi 

    Pada sebuah studi pada tahun 2006 yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, diketahui bahwa tingkat kematian akibat penyakit jantung pada orang dewasa yang makan ikan dua kali sepekan, lebih rendah (36%) daripada mereka yang makan ikan sedikit atau tidak sama sekali. Ikan merupakan sumber makanan penting karena mengandung dua asam lemak Omega-3, yaitu Eicosapentaenoic Acid (EPA) dan Docosahexaenoic Acid (DHA). Omega-3 membantu menurunkan tekanan darah yang akan menjaga kesehatan jantung. Tubuh tidak memproduksi Omega-3, harus didapatkan melalui asupan makanan.

    Manfaat Ikan Konsumsi
    Cara Memulai Usaha Budidaya Jamur
    Budidaya Ikan Konsumsi
    Proses Produksi Pembenihan Ikan Lele

    Selengkapnya → Budidaya Pembenihan Ikan Konsumsi | Ikan Air Tawar | Produk Pembenihan Ikan Konsumsi

    Monday, July 18, 2016

    Budidaya Ikan Gurame, Lahan Bisnis, Kolam Terpal, Bibit Ikan Gurame, Panen Ikan

    Budidaya Ikan Gurame Sebagai Lahan Bisnis

    Banyak Cara yang bisa dilakukan  untuk budidaya Ikan Gurame.  Gurame adalah salah satu dari jenis ikan yang banyak dikonsumsi manusia. Protein serta tekstur daging lembut, serta rasanya yang enak apabila di olah dengan bumbu-bumbu yang lengkap. Ikan jenis ini juga banyak di pakai untuk kepentingan restoran kelas atas. Hampir disetiap restoran terutama restoran masakan padang ada menu olahan dari ikan gurame ini.

    Dengan demikian budidaya ikan Gurame sangat menjanjikan pasar yang luas, sehingga harganya pun  stabil dan bahkan terus naik. Sementara pasokan ikan sebangsa gurame ini tidak cukup banyak.

    Budidaya Ikan Gurame
    Para petani yang membudidayakan ikan gurame ini masih cukup sedikit, namun kebutuhan akan ikan jenis ini selalu meningkat. Apalagi sekarang banyaknya restoran atau rumah makan yang umumnya menyediakan menu dari ikan gurame dengan berbagai versi olahan, seperti dibakar, digoreng dan di gulai.

    Begitu juga pada pasar-pasar tradisional dan pasar modern juga banyak yang menjual ikan gurame yang disiapkan untuk konsumsi masyarakat luas.

    Dalam soal harga ikan gurame relatif lebih mahal jika dibandingkan harga ikan jenis lainnya. Melihat hal demikian bukankah ? merupakan suatu peluang yang menjanjikan buat petani ikan gurame?
    Pertanyaan ini tidaklah butuh jawaban, naluri bisnis andalah yang menjawabnya.
    Nah dengan prospek yang diutarakan tersebut, tentu anda akan berfikir gimanasih cara membudidayakanya? jangan pindah situs dulu ikuti uraian selengkapnya!!!

    Inilah cara membudidayakan Ikan Gurame yang perlu di simak!

    Konstruksi Kolam

    Kolam merupakan sarana yang utama perlu dipersiapkan. Kolam ini membutuhkan perhatian dan pengelolaan yang bagus serta harus memperhatikan situasi serta kondisi lingkungan. Jenis kolam yang banyak digunakan dalam budidaya ikan gurame adalah berupa kolam tanah, kolam semen/tembok serta kolam terpal, dan bisa juga  dibuat dengan  menggunakan keramba jaring apung.
    Setidaknya memiliki lahan seluas 5 m × 10 m untuk budidaya ikan gurame.

    Sebelum Kolam digunakan, maka terlebih dahulu harus dalam keadaan kering permukaan tanah sudah retak-retak. Hal ini dilakukan supaya mikroorganisme dan kuman menjadi mati. setelah pengeringan selesai, selanjutnya gemburkan permukaan tanah, sampai amonia hilang.

    Setelah proses pengeringan sempurna maka dilanjutkan dengan pengapuran guna untuk menyeimbangkan pH tanah serta menghilangkan mikroorganisme patogen. Untuk ini bisa menggunakan kapur dolomit. Cara pengapuran dengan ditebarkan secara merata pada permukaan kolam.
    Dosis yang diperlukan tergantung pada zat keasaman tanah. Semakin tinggi kadar asam tanah semakin banyak kapur yang diperlukan.

    Langkah selanjutnya adalah pemupukan dengan menggunakan pupuk organik yang dicampur urea dan TSP. Pupuk organik yang bisa dipakai seperti pupuk kandang atau kompos. Tujuan dari pemupukan kolam adalah sebagai penyedia nutrisi bagi organisme seperti plankton dan air kutu. Tumbuhan serta hewan ini nantinya sebagai pakan bagi ikan gurame yang bersifat alami.

    Kolam siap untuk pengisian air

    Dalam mengisi air kolam jangan sekaligus penuh, tetapi  dilakukan secara bertahap. tunjuannya agar biota kolam seperti fitoplankton bisa tumbuh dengan baik. Setelah air kolam dipenuhi fitoplankton makan akan berubah warna kehijauan yang disebahkan oleh tumbuhnya lumut serta tumbuh-tumbuhan lainya . Setelah satu minggu kemudian, barulah benih ikan gurame baru siap ditebar.

    Buat Anda yang tidak memiliki lahan yang cukup untuk membudidayakan ikan gurame, bisa menggunakan alternatif  kolam terpal. Ikan gurame pada dasarnya membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannya, dengan membuat kolam terpal bisa pada lahan yang sempit. Yang terpenting, tahu cara melakukan perawatannya, dengan perawatan yang tepat maka ikan gurame akan tumbuh dengan baik.

    Air harus diganti setiap 1 minggunya,  karena air akan mengurang serta akan keruh disebabakan oleh penguapan serta sisa pakan dan kotoran ikan yang mengendap pada dasar kolam. maka dari itu perlu di lakukan pengurangan serta penambahan air kolam sebanyak 30 % agar sirkulasi air tetap normal.

    Penebaran Bibit Ikan

    Setelah semua proses persiapan kolam selesai, maka saatnya untuk penebaran benih. sebelum benih diterbarkan, terlebih dahulu benih tersebut dimasukkan  dalam ember atau bak yang telah diisi air yang diambil dari kolam yang akan di tebari benih , jangan langsung ditebarkan, diamkan dulu selama lebih kurang 20 menit hingga benih ikan perlahan-lahan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan air yang baru.
    Sebaiknya memasukan benih yang sudah berukuran lebih kurang 5 atau 7 cm.

    Pemberian Pakan

    Sebagai diketahui bahwa gurame merupakan salah spesies ikan pemakan tumbuhan (herbivora). Namun ketika masih dalam kondisi benih,  ikan gurame ini belum memakan tumbuhan. Setelah mulai besar maka ikan gurame akan bersipat karnivora, dan oleh sebab itu jenis pakan yang diberikan pada saat ukuran benih ikan kecil dalam bentuk kutu air (Daphnia), cacing sutra. 

    Makanan pokok untuk pengaturan gizi bisa memberikan jenis pakan berupa pelet, tapi jika pakan ini sulit atau mahal bisa menggunakan alternatif lain dengan memberikan daun-daunan seperti :  Daun talas atau daun keladi.

    Dengan pemberian pakan yang teratur akan meningkatkan pertumbuahan serta kualitas daging yang dihasilkan oleh ikan gurame.

    Perawatan 

    Dalam hal ini sama seperti perawatan lainnya dalam budidaya ikan. seperti, pengontrolan kuota air, suhu serta pH air, dan pada malam hari jauhkan ikan dari cahaya yang sifatnya terlalu terang seperti senter, karena ikan tidak boleh terkena cahaya yang berlebihan, sebab cahaya bisa menyebabkan ikan stres dan mati.

    Pemanenan 

    Panen dapat dilakukan apabila ikan sudah besar. dan bisa juga menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Pada umumnya ikan dipanen jika sudah memiliki berat sekitar 1 kg atau lebih. Cara panen ikan gurame ini tidak beda jauh dengan cara panen ikan pada umumnya. Sebagai tambahan ikan kalau tuapun, rasa dagingnya masih tetap enak.

    Cukup sekian uraian tentang Budidaya Ikan Guram, pengalaman-pengalaman selanjutnya bisa anda temukan dipangan. Semoga bermanfaat.
    Teknologi Untuk Memacu Produksi Ikan Nila
    Budidaya

    Selengkapnya → Budidaya Ikan Gurame, Lahan Bisnis, Kolam Terpal, Bibit Ikan Gurame, Panen Ikan

    Sunday, May 22, 2016

    Teknologi Untuk Memacu Produksi Ikan Nila

    Teknologi Tersedia dan Mudah Didapat


    Berbagai upaya untuk memacu tingkat produksi ikan nila sudah dilakukan melalui serangkaian penelitian oleh lembaga penelitian milik pemerintah maupun swasta, di samping paket-paket teknologi hasil penelitian di luar negeri yang sudah aplikatif. Sasaran utama pemanfaatan teknologi dalam pembudidayaan ikan nila adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Beberapa paket teknologi di antaranya sudah memasyarakat dan dikuasai oleh para pelaku usaha budi daya ikan nila di Indonesia.

    1. Pengalihan Jenis Kelamin

    Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa ikan nila jantan memiliki laju pertumbuhan yang jauh lebih cepat daripada ikan nila yang berkelamin betina. Untuk memanfaatkan sifat biologis yang demikian ini, dikembangkanlah teknologi pengalihan jenis kelamin yang disebut 'sex reversai'. Aplikasi teknologi ini ditujukan untuk menghasilkan ikan nila berkelamin tunggal, yakni berkelamin jantan. Teknologi sex reversai—yang selanjutnya disebut jantanisasi—bisa dilakukan dengan dua cara, yakni pencampuran pakan dengan hormon dan perendaman telur dalam larutan hormon.

    2. Rekayasa Kromosomal

    Teknologi rekayasa kromosomal merupakan alternatif lain dalam hal pengalihan jenis kelamin. Rekayasa kromosomal dimaksudkan untuk membentuk ikan jantan super homogamet YY (YY super male) sebagai induk dasar yang akan menghasilkan populasi keturunan jantan 100%, tetapi terjadinya secara alami.

    3. Peningkatan Kekebalan

    Teknologi imunologi dikembangkan untuk meningkatkan daya kekebalan tubuh ikan. Hal utama yang dilakukan adalah memproduksi vaksin untuk ikan nila yang mampu meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap serangan penyakit. Sasaran akhirnya meningkatkan daya kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikan yang tidak diberi vaksin.

    4. Pengembangan Pakan

    Pengembangan teknologi pakan pada ikan nila meliputi pengembangan pakan alami dan pakan buatan. Kultur berbagai jenis pakan alami terutama dikembangkan untuk menentukan jenis pakan alami yang cocok untuk larva dan benih Ikan nila. Sementara itu, pakan buatan dikembangkan untuk mencari bahan pakan yang dapat memenuhi kebutuhan optimal protein bagi pertumbuhan ikan nila. Dalam hal ini diupayakan mendapatkan bahan pakan yang murah, tetapi memiliki kandungan nutrisi yang memadai.

    5. Pengelolaan Kualitas Air

    Pengembangan manajemen kualitas air untuk ikan nila lebih ditekankan pada pemanfaatan efisiensi penggunaan air untuk pemeliharaan ikan pada stadia benih. Harapannya, teknologi ini sesuai untuk diterapkan pada pembudidayaan ikan nila di lahan tergenang (seperti rawa) dengan pasok air yang terbatas.

    Peluang Usaha Pembesaran

    Kegiatan pembesaran merupakan kegiatan akhir dari proses produksi. Minat pembudidaya untuk membesarkan ikan nila—di karamba jaring apung (KJA), di kolam air deras, dan di kolam air tergenang (kolam biasa)—berdasarkan pengamatan akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan. Selain itu, usaha pembesaran ikan nila sudah sejak lama dilakukan di sawah pasang surut dan tambak berair payau di daerah pesisir.

    Ikan nila yang diminati untuk mengisi kebutuhan pasar ikan konsumsi di dalam negeri adalah ikan nila dengan bobot tubuh 200—250 gram per ekor (4—5 ekor/kg). Ikan nila ukuran tersebut merupakan peluang usaha bagi para pemasok untuk memenuhi kebutuhan konsumen, baik di pasar tradisional, pasar modern, maupun langsung ke rumah makan, restoran, hotel, atau usaha pengolahan. Usaha pembesaran ikan nila tergolong agrobisnis yang menguntungkan karena didukung faktor-faktor sebagai berikut.

    Waktu pemeliharaan relatif singkat. Pembesaran nila memerlukan waktu antara 3—4 bulan, bahkan dengan teknologi tertentu waktu pembesaran dapat dipersingkat menjadi 1,5 bulan (lihat bab tentang monosex culture).

    Tingkat pertumbuhan bobot ikan relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan ikan konsumsi lainnya seperti ikan mas.

    Harga jual stabil. Berdasarkan data dan pengamatan di lapangan, harga jual ikan nila selalu stabil dan tidak pernah turun, bahkan cenderung naik dari tahun ke tahun.

    Biaya yang dihabiskan untuk kegiatan pembesaran tidak terlalu besar, sehingga dapat diusahakan oleh calon pembudidaya yang memiliki modal terbatas.

    Perputaran modal relatif cepat karena waktu pemeliharaan relatif singkat.

    Teknis budi daya dan teknologi pembesaran mudah dilakukan dan risiko kegagalan kecil, karena ikan nila lebih tahan terhadap penyakit. Selain itu, ikan nila pun dapat dibudidayakan di air payau.

    Persaingan usaha relatif kecil karena belum banyak yang menggarap usaha ini. Sentra pengusahaan ikan nila belum sebanyak ikan konsumsi jenis lain seperti ikan mas.
    Peluang Pasar Usaha Pengolahan Ikan Nila
    Budidaya
    Budidaya Ikan Gurame

    Selengkapnya → Teknologi Untuk Memacu Produksi Ikan Nila

    Peluang Pasar Usaha Pengolahan Ikan Nila


    Akhir-akhir ini banyak masyarakat yang membuka usaha di bidang pengolahan makanan, khususnya ikan. Ada beberapa bidang usaha yang dapat menghasilkan keuntungan dari ikan nila. Selain restoran, wisata kuliner yang akhir-akhir ini berkembang dapat dijadikan sebagai salah satu peluang usaha baru dengan ikan nila sebagai menu andalan yang digemari konsumen. Ikan nila dapat dimasak dengan cara digoreng, dibakar, dibuat sup, atau dimasak pindang. Selain dalam bentuk masakan, ikan nila dapat pula diolah dalam bentuk baso ikan, abon ikan nila, dan dendeng ikan nila. Bentuk-bentuk olahan tersebut kini mulai dikenal dan diminati oleh masyarakat.
    Hasil Panen Ikan Nila.


    Hasil Panen Ikan Nila.


    Untuk pasar ekspor, ikan nila yang diminati berbobot minimum 500 gram per ekor (2 ekor/kg). Hal ini dapat dimengerti karena ekspor ikan nila adalah ekspor dalam bentuk filet (daging)—baik segar maupun beku, sehingga diperlukan bobot ikan yang besar agar diperoleh volume daging yang memadai. Dari ikan nila seberat 500 gram diperoleh filet sekitar 350—400 gram (setelah tulang, kepala, sirip, dan isi perut dibuang).

    Pengecualian terjadi untuk pasar ekspor Timur Tengah. Mereka membutuhkan ikan nila konsumsi berukuran lebih kecil, yakni 250 g/ekor (4 ekor/kg) dalam bentuk utuh. Ikan nila seukuran ini dikabarkan untuk pemenuhan konsumsi pekerja asing asal Asia yang lidahnya sudah familiar dengan ikan tersebut.

    Ada sejumlah alasan mengapa filet ikan nila sangat digemari oleh pasar ikan dunia. Warna daging ikan nila putih bersih, kenyal, dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Karena itu, ikan nila sering kali digunakan sebagai pensubstitusi (pengganti) kakap merah yang kadang kala susah diperoleh karena merupakan ikan hasil tangkapan alam di laut. Selain itu, rasa daging ikan nila netral (tawar), sehingga mudah diolah untuk berbagai aneka menu masakan.

    Karena ikan nila merupakan hasil budi daya, maka pasar menjadi semakin tertarik, sebab pasokannya bisa diperoleh setiap saat tanpa terpengaruh musim. Permintaan pasar dunia terhadap ikan nila baik dalam bentuk filet (segar atau beku) maupun nila utuh diperkirakan sebesar 559,02 juta ton. Permintaan terbesar datang dari Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Hong Kong, dan beberapa negara tertentu di Eropa. Walaupun di Eropa ikan nila masih dianggap sebagai komoditas baru, tetapi permintaannya setiap tahun tidak kurang dari 10.000 ton. Belakangan, permintaan dari negara-negara Timur Tengah pun diprediksi mengalami kenaikan.

    Hingga saat ini, pemasok utama filet ikan nila terbesar di dunia adalah Cina, kemudian disusul Indonesia, Thailand, Taiwan, Ekuador, Vietnam, dan Filipina. Jika semua pasokan dari negara pemasok utama ikan nila tersebut ditotal, ternyata jumlahnya masih jauh di bawah angka kebutuhannya. Bahkan, diperkirakan hanya terpenuhi separuh dari total kebutuhan dunia.

    Khusus untuk Amerika Serikat, menurut catatan National Marine Fisheries Service, negara tersebut mengimpor ikan nila sebanyak 158.253 ton (2006) atau naik 14,8%dari tahun sebelumnya. Dari jumlah ini, 74.381 ton berupa filet beku. Sekitar 85% produk ikan nila yang diimpor AS berasal dari Cina. Sebagian lagi dipasok dari Indonesia,Taiwan, Thailand, Ekuador, dan Vietnam.

    Ekspor filet ikan nila dari Indonesia hingga saat ini baru mampu melayani sekitar 6% dari permintaan pasar Amerika (sekitar 8.000 ton per tahun). Sementara itu, untuk pasar dunia, Indonesia baru mampu memenuhi sekitar 0,1% dari total permintaan pasar dunia yang sebesar 559,02 juta ton (Agrina, 2007). Harga filet ikan nila asal Indonesia di pasaran ekspor pun dilaporkan relatif tinggi, setiap kilogram dibanderol rata-rata USS5, alias hampir Rp 50.000 (Trust, 2005).

    Harga tersebut jauh lebih tinggi dari pada harga produk filet ikan nila dari Cina—yang di pasar AS hanya dihargai rata-rata US$3/kg. Khusus untuk ikan nila utuh beku, AS mematok harga US$ 1,5/kg.Tidak diketahui secara pasti apa penyebab tingginya harga jual produk nila asal Indonesia dibandingkan dengan Cina. Namun yang jelas, produk nila Indonesia mendapat penilaian yang baik dari importir Amerika terkait aspek pemeliharaan dan penanganan selama proses pascapanen.


    Cara Budidaya Ikan Nila
    Budidaya
    Teknologi Untuk Memacu Produksi Ikan Nila

    Selengkapnya → Peluang Pasar Usaha Pengolahan Ikan Nila