Showing posts with label Tanaman Hias. Show all posts
Showing posts with label Tanaman Hias. Show all posts

Tuesday, May 16, 2017

Tanaman hias | Penggolongan Tanaman Hias | Fungsi Tanaman Hias di Taman | Habitat

Tanaman hias di lingkungan sekitar sangat beragam. Untuk mempermudah dalam pengenalan, perlu dilakukan penggolongan pada tanaman hias. Masing-masing golongan tanaman hias tersebut memiliki habitat yang berbeda-beda. Mengenal penggolongan dan habitatnya akan memudahkan dalam perawatan tanaman hias tersebut.

Penggolongan Tanaman Hias 


Berdasarkan struktur dan bentuk-nya, tanaman hias digolongkan menjadi tanaman pohon, herba, semak, sukulen, perdu, dan liana. Struktur tanaman ini akan mempengaruhi fungsi tanaman pada saat digunakan sebagai tanaman hias.

1. Tanaman pohon

Tanaman pohon adalah jenis tanaman berkayu yang biasanya mempunyai batang tunggal dan dicirikan dengan pertumbuhan yang sangat tinggi. Tanaman berkayu adalah tanaman yang membentuk batang sekunder dan jaringan xylem yang banyak. 8iasanya, tanaman pohon digunakan sebagai tanaman pelindung dan centre point. Selain itu, ada juga tanaman pohon yang bisa digunakan sebagai tanaman hias pot, tetapi jenisnya sangat terbatas. Flamboyan dan dadap merah termasuk jenis tanaman pohon.

2. Tanaman liana dan herba

Tanaman golongan liana lebih banyak digunakan untuk tanaman rambat atau tanaman gantung. Liana dicirikan dengan batang yang tidak berkayu dan tidak cukup kuat untuk menopang bagian tanaman lainnya. Alamanda termasuk dalam golongan tanaman liana. Golongan herba (herbaceous) atau terna merupakan jenis tanaman dengan sedikit jaringan sekunder atau tidak sama sekali. Kana dan tapak darah termasuk dalam golongan tanaman herba.

3. Tanaman perdu

Tanaman golongan perdu merupakan tanaman berkayu yang pendek dengan batang yang cukup kaku dan kuat untuk menopang bagian-bagian tanaman. Golongan perdu biasanya dibagi menjadi tiga, yaitu perdu rendah, perdu sedang, dan perdu tinggi. Bunga sikat botol, krossandra, dan euphorbia termasuk dalam golongan tanaman perdu.

4. Tanaman semak

Tanaman golongan semak dicirikan dengan batang yang berukuran sama dan sederajat. Bambu hias termasuk dalam golongan tanaman ini.

5. Tanaman sukulen

Tanaman sukulen adalah jenis tanaman 'lunak'yang tidak berkayu dengan batang dan daun yang mampu menyimpan cadangan air dan tahan terhadap kondisi yang kering. Kaktus termasuk dalam golongan tanaman sukulen.


Fungsi Tanaman Hias di Taman


Tanaman hias merupakan elemen taman yang bersifat lunak. Dalam landskap, tanaman hias memiliki fungsi yang berbeda-beda, yaitu tanaman pelindung, penghias taman, center point, bedengan, dan penutup tanah.

1. Tanaman pelindung

Tanaman yang digolongkan sebagai tanaman pelindung adalah jenis tanaman pohon yang banyak digunakan untuk pelindung di tepi jalan ataupun di taman-taman.Tanaman pelindung ini biasanya berfungsi untuk melindungi tanaman agar sinar matahari tidak langsung mengenainya sehingga akan memberikan efek teduh.

2. Penghias taman

Sebenarnya hampir semua tanaman dapat digunakan untuk penghias taman. Namun dalam buku ini, fungsi sebagai penghias taman dibatasi hanya untuk tanaman-tanaman yang secara umum digunakan untuk penghias taman rumah, penghias pekarangan, maupun penghias tepi jalan. Tanaman-tanaman bunga yang sering digunakan sebagai penutup tanah di taman.

Habitat

Tanaman hias bunga memiliki habitat yang berbeda satu sama lain. Secara umum, habitat tanaman hias dicirikan dengan perbedaannya akan lingkungan hidup yang mencakup ketinggian tempat dari permukaan air laut, kebutuhan air, dan kebutuhan cahaya.

1. Ketinggian tempat

Biasanya, faktor ketinggian tempat lebih dikenal dengan faktor suhu. Namun, oleh karena kondisi suhu di beberapa daerah di negara kita relatif sama maka dalam buku ini lebih ditekankan pada ketinggian tempat di atas permukaan air laut. Sebagai negara yang berada di daerah khatulistiwa, keragaman iklim di masing-masing daerah relatif sedikit. Perbedaan suhu di sini lebih banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah.

Suhu udara di dataran tinggi relatif dingin sehingga beberapa tanaman subtropis dapat dibudidayakan dengan baik. Sementara suhu udara di dataran rendah relatif panas sehingga tidak banyak tanaman yang berasal dari daerah subtropis bisa dibudidayakan dengan baik. Biasanya, tanaman subtropis akan menghasilkan bunga lebih banyak, ukuran yang lebih besar, dan warna yang lebih cerah jika ditanam di dataran tinggi. Namun, hasil yang sebaliknya akan diperoleh jika tanaman tersebut ditanam di dataran rendah. Bahkan, untuk tanaman hias bunga tidak akan menghasilkan bunga jika berada di dataran rendah.

Berdasarkan ketinggian tempat, tanaman hias dikelompokkan menjadi tiga, yaitu tanaman hias dataran tinggi, dataran rendah, dan dataran sedang. Sebagai acuan, suatu daerah dikatakan sebagai dataran tinggi jika berada pada ketinggian 700 m di atas permukaan air laut (dpi). Dataran rendah berada pada ketinggian < 200 m dpi. Daerah yang berada pada kisaran ketinggian 200—700 m dpi merupakan daerah dataran sedang.

2. Kebutuhan air

Air merupakan salah satu kebutuhan utama tanaman. Tanpa air tanaman tidak akan dapat mengolah bahan makanannya sehingga akan layu, kemudian mati. Tanaman yang mengalami kelayuan harus segera diberi air agar dapat segar kembali.

Jika tidak, kondisi tersebut dapat menyebabkan kelayuan permanen yang akhirnya akan membuat tanaman mati. Kebutuhan air untuk setiap tanaman sangat beragam, tergantung pada jenis tanaman, fase pertumbuhan, ukuran tanaman, ukuran pot (jika tanaman ditanam dalam pot), kondisi media tanam, kondisi akar, pencahayaan, serta suhu dan kelembapan lingkungan.

Jenis tanaman sukulen atau kaktus-kaktusan membutuhkan air yang sedikit untuk dapat tumbuh dengan baik, sedangkan jenis tanaman air justru membutuhkan keadaan jenuh air untuk dapat tumbuh dengan baik. Pada umumnya, kebutuhan air pada tanaman hias bunga berada di antara kedua jenis tanaman tersebut.

Selain jenis, umur dan ukuran tanaman juga sangat berpengaruh terhadap kebutuhan air. Tanaman yang lebih tua dan berukuran lebih besar membutuhkan air lebih banyak daripada tanaman yang masih muda dan kecil. Faktor lingkungan juga mempengaruhi kebutuhan tanaman akan air, di antaranya tempat tumbuh tanaman. Kebutuhan air pada tanaman yang tumbuh di dalam pot jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman yang ditanam langsung di tanah. Peletakan tanaman juga mempengaruhi kebutuhan air. Tanaman yang diletakkan di dalam ruangan ber-AC membutuhkan air lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan di ruangan tanpa AC.

3. Kebutuhan cahaya

Berdasarkan kebutuhan cahaya, tanaman dapat dikelompokkan menjadi jenis tanaman yang toleran terhadap sinar matahari langsung dan yang tidak toleran terhadap sinar matahari langsung (membutuhkan naungan). Namun, ada pula tanaman yang dapat tumbuh baik di tempat yang terkena cahaya langsung maupun yang ternaungi. 

Tanaman yang toleran terhadap sinar matahari sebaiknya ditempatkan di tempat-tempat yang terkena sinar matahari secara penuh sehingga dapat tumbuh secara optimal. Sementara tanaman yang toleran terhadap naungan sebaiknya diletakkan di tempat yang teduh atau tidak terkena sinar matahari, contohnya di bawah pohon, diberi naungan paranet, atau bisa juga di teras rumah. Jika tidak terdapat naungan, tanaman jenis ini juga bisa diletakkan di tempat-tempat yang hanya terkena sinar matahari pagi atau sore saja.

Untuk mempermudah dalam pemahaman, habitat tanaman hias bunga disajikan dalam bentuk lambang. Lambang tersebut lihat Tabel  berikut ini.
Selengkapnya → Tanaman hias | Penggolongan Tanaman Hias | Fungsi Tanaman Hias di Taman | Habitat

Bagian bunga yang paling menarik

Karakteristik Bunga


Bagian bunga yang paling menarik dan banyak diperhatikan adalah perhiasan bunga. Perhiasan bunga ini memiliki warna dan bentuk yang bermacam-macam.Terkadang, perhiasan bunga ini juga disertai dengan aroma yang harum. Fungsi utama dari perhiasan bunga adalah untuk menarik serangga/hewan lain agar mendekati bunga. Serangga ini akan membantu bunga dalam melakukan proses penyerbukan.

Hasil proses penyerbukan ini berupa terbentuknya buah dan biji yang akan mempertahankan keberadaan generasi baru tanaman tersebut.

Dalam industri bunga, bagian perhiasan bunga digunakan untuk menarik konsumen. Ketika melihat bentuk dan warna bunga yang beragam, konsumen akan tertarik, kemudian membelinya. Untuk menambah keragaman bentuk dan warnanya, saat ini banyak petani/hobiis bunga yang melakukan penyerbukan silang pada bunga. Selain itu, penyilangan juga bertujuan untuk menghasilkan varietas baru yang indah dan menarik. Umum-nya, penyilangan ini dilakukan pada jenis tanaman bunga yang keberadaan-nya di pasaran masih jarang.
Bunga Lolipop. Sebenarnya, warna merah yang menyerupai bunga merupakan kelopak daun, sedangkan bunga aslinya berukuran kecil dan berada di sela-selanya.
Bunga Lolipop. Sebenarnya, warna merah yang menyerupai bunga merupakan kelopak daun, sedangkan bunga aslinya berukuran kecil dan berada di sela-selanya.

Tidak semua yang terlihat indah itu termasuk dalam golongan bunga.


Ada beberapa jenis tanaman hias yang dikira sebagai bunga, tetapi sebenarnya adalah daun. Bunganya sendiri mempunyai bentuk yang sederhana dan tidak terlalu menarik. Contohnya adalah bunga nusa indah (Mussaenda erythropilla), lolipop (Pachystachys lutea), bugenvil (Bougainvillea spectabilis), dan brazilian plume flower (Jacobinia cornea). Meskipun tanaman-tanaman tersebut sebenarnya 'berdaun indah' tetapi masyarakat lebih mengenalnya sebagai tanaman hias bunga sehingga dalam buku ini dimasukkan ke dalam kategori tanaman hias berbunga indah.
Selengkapnya → Bagian bunga yang paling menarik

Bunga simetri tunggal | Bertaji (calcareus) | Pita (ligulate) Bunga majemuk | Posisi antarbagian bunga | Metamorfosis bunga | Metamorfosis benang sari |

Bunga simetri tunggal


Berikut beberapa bentuk bunga simetri tunggal.


Salah satu mahkota dari bunga ini mengalami metamorfosis bibir posterior. Kemangi (Ocimum basilicum) memiliki bentuk yang berbibir.

Kupu-kupu (papilonaceus) 

Bunga ini memiliki lima daun mahkota, yaitu satu di bagian anterior menjadi bendera (vexillum), dua di bagian lateral menjadi sayap [alae), dan dua di bagian posterior berlekatan membentuk lunas (carina), misalnya bunga kacang hias (Arachis pintoi).

Kedok atau topeng (personate) Bunga ini mirip dengan bunga berbibir, tetapi bibir posterior lebih besar daripada bibir anterior, misalnya bunga mulut singa (Anthirrinum majus).

Pita (ligulate)

Bagian leher mahkota pada bunga ini berlekatan membentuk pipa, ujungnya memiliki 1,2, 3; atau 5 cuping mahkota, misalnya bunga di bagian tepi bunga matahari (Helianthus annuus).


Bunga majemuk digolongkan menjadi dua, yaitu bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk tidak terbatas. Bunga majemuk terbatas

ditandai dengan arah mekarnya bunga, dimulai dari arah ujung ke pangkal atau dari dalam karangan ke luar. Pada ujung karangan, terdapat bunga tertua sehingga pertumbuhan aksis berhenti, disebut juga dengan istilah inflorentia cymosa. Contoh bunga majemuk terbatas adalah bunga melati (Jasminum sambac).

Bunga majemuk tidak terbatas ditandai dengan arah mekar bunga dari pangkal karangan bunga ke ujung atau dari pinggir karangan ke tengah. Dalam waktu tertentu, selalu tumbuh kuncup bunga baru dan ujung aksis bunga tumbuh secara kontinu. Hal ini disebut dengan istilah inflorescentia racemosa. Contoh bunga majemuk jenis ini adalah kembang merak (Caesalpinia pulcherima).

Posisi antarbagian bunga

Berdasarkan posisi antarbagian  kelopak. mahkota, benangsari, dan putik bunga digolongkan dalam 3 pola pembagian tempat, yaitu sebagai berikut.

Terpencar (tersebar, spiralis, acydis); contohnya susunan bunga cempaka (Michelia champaca).
Berkarang atau melingkar (cydis); jika kelopak, mahkota. benang sari dan putik berada dalam lingkaran tersendiri.

Campuran (hemicydis); jika kelopak dan mahkota berada dalam lingkaran, sedangkan benang sari dan putik berada dalam spiral.

Metamorfosis bunga

Bagian-bagian bunga dapat mengalami perubahan bentuk atau fungsi yang dikenal dengan istilah metamorfosis. Metamorfosis yang terjadi pada bunga yaitu metamorfosis daun mahkota dan metamorfosis benang sari.
Bunga Merak. Daun mahkotanya mengalami metamorfosis menjadi tabung mahkota
Bunga Merak. Daun mahkotanya mengalami metamorfosis menjadi tabung mahkota

Metamorfosis daun mahkota Daun mahkota dapat mengalami perubahan bentuk dan fungsi sebagai berikut.
  1. Bibir-bibiran (labellum); merupakan daun mahkota yang mengalami perubahan bentuk menjadi bentuk bibir. Fungsinya untuk menarik serangga polinator. Contohnya bibir-bibiran pada bunga anggrek (Orchidaceae).
  2. Tabung mahkota (corolla tube); merupakan bentuk alih fungsi satu daun mahkota yang berfungsi sebagai penarik serangga dengan kelenjar madu di dalamnya. Daun mahkota ini berubah bentuk menjadi bentuk tabung. Misalnya pada bunga merak (Caesalpinia pulcherima).
  3. Taji (calcareus); merupakan alih fungsi dari satu daun mahkota. Pada bunga pacar air (Impatiens balsamina), mahkota bunga berfungsi untuk menarik serangga polinator karena berisi kelenjar madu.
  4. Mahkota kupu-kupu (papilonaceus) yaitu perubahan bentuk mahkota bunga pada suku tumbuhan Papilonaceae (Leguminosae). Dari lima daun mahkota, satu di anterior membesar disebut bendera (vexillum), dua di lateral membentuk sayap (alae), dan dua di posterior membentuk lunas (carina) yang membungkus alat kelamin bunga. Contohnya pada bunga orok-orok (Crotalaria striata).
  5. Mahkota berbibir (labiate) yaitu mahkota yang daun mahkotanya mengelompok menjadi dua bagian. Biasanya, di bagian anterior terdapat tiga daun mahkota yang disebit bibir atas. Di bagian posterior, biasanya terdapat dua daun mahkota yang disebut bibir bawah. Perubahan bibir atas lebih besar dari bibir bawah, yang dijumpai pada semua spesies anggota suku Lamiaceae. Bibir atas sama dengan bibir bawah yang dijumpai pada semua suku Verbenaceae. Bibir atas lebih kecil dari bibir bawah dan dijumpai pada bunga Anthirrinum majus.
Bunga pisang hias. Benang sarinya mengalami metamorfosis menjadi kelenjar madu
Bunga pisang hias. Benang sarinya mengalami metamorfosis menjadi kelenjar madu


Metamorfosis benang sari 

Benang sari dapat mengalami perubahan bentuk dan fungsi. yaitu sebagai berikut.
  1. Bibir-bibiran (labellum); yaitu perubahan lima dari enam benang sari yang sesungguhnya dan terjadi pada anggota suku Zingiberaceae. Lima benang sari ini menjadi penarik serangga polinator, sedangkan satu benang sari lainnya membesar menjadi satu benang sari tunggal yang fertil.
  2. Kelenjar madu (nectarium); yaitu perubahan fungsi satu benang sari dari enam benang sari yang sesungguhnya menjadi kelenjar madu.Tujuannya untuk mengundang serangga polinator. Contohnya pada bunga pisang (Musa sp.).
  3. Polinia (pollen wax); merupakan persatuan serbuk sari (pollen) menjadi bahan seperti lilin, misalnya polinia dari semua jenis suku tumbuhan anggrek.
  4. Benang sari steril (staminodia); yaitu benang sari yang memiliki serbuk sari yang steril, biasanya memiliki bentuk dan warna yang berbeda dengan benang sari fertil, misalnya staminodia senggani (Melastoma affinis). Benang sari pada bunga tasbih (Canna sp. hybrida) bersifat sebagai staminodia berbentuk lembaran (tangkai sari) dan terdapat dalam satu lembaran yang masih mendukung kepala sari (fertil).
  5. Cincin (annulus); yaitu reduksi benang sari yang tangkai sarinya berkembang menjadi cincin pada bunga betina kelapa (Cocos nucifera).
Bunga tasbih. Salah satu jenis tanaman hias yang memiliki benang sari steril.
Bunga tasbih. Salah satu jenis tanaman hias yang memiliki benang sari steril.
Selengkapnya → Bunga simetri tunggal | Bertaji (calcareus) | Pita (ligulate) Bunga majemuk | Posisi antarbagian bunga | Metamorfosis bunga | Metamorfosis benang sari |

Kesempurnaan bunga | Bentuk mahkota bunga | Bunga simetri beraturan | Bintang (rotate, stalate) | Tabung (tubuler) | Terompet (hypocrateryform) | Mangkuk (urceolate) | Corong (infundibuliform)

Kesempurnaan bunga

Berdasarkan kesempurnaannya. bunga dibedakan menjadi bunga sempurna (perfect flower) dan bunga tidak sempurna (inperfect flower).

Bunga disebut sempurna bila memiliki benang sari dan putik. Sementara bunga yang tidak sempurna hanya memiliki satu kelamin, yaitu bunga jantan saja (staminate flower) atau hanya bunga betina (pistilate flower).


Berdasarkan bentuk mahkotanya, bunga dikelompokkan menjadi dua, yaitu bunga bersimetri beraturan (regular, actinomorf) dan bunga bersimetri tunggal (monosimetri, zigomorf).

Bunga simetri beraturan

Berikut bentuk-bentuk bunga yang tergolong dalam bunga bersimetri beraturan. 
Anggrek, salah satu jenis bunga yang bentuknya menyerupai bintang
Anggrek, salah satu jenis bunga yang bentuknya menyerupai bintang
Bintang (rotate, stalate)

Daun mahkota berlekatan dan cuping bebas pada posisi mendatar sehingga proyeksi tegaknya mirip dengan bintang. Beberapa jenis anggrek memiliki bentuk bunga seperti bintang, misalnya Centrum sp.

Tabung (tubuler)

Mahkota daun berlekatan dan memiliki tabung mahkota di pangkal. Mangkuk mahkota berada di ujung, dimana tabung mahkota lebih dominan dibanding mangkuk mahkota. Selain itu, cuping mahkota juga berukuran relatif kecil. Contohnya bunga matahari (Helianthus annuus).
Bunga matahari. Bentuk bunganya menyerupai tabung
Bunga matahari. Bentuk bunganya menyerupai tabung

Terompet (hypocrateryform) 

Bunga terompet memiliki mahkota daun yang berlekatan, tabung mahkota berada di pangkal, dan mangkuk mahkota berada di ujung. Tabung mahkota lebih panjang dibanding mangkuk mahkota. Sementara cuping mahkota berukuran sedang. Stephanotis floribunda memiliki bentuk bunga yang menyerupai terompet.

Kecubung. Bentuk bunganya menyerupai corong
Kecubung. Bentuk bunganya menyerupai corong
Mangkuk (urceolate)

Bunga mangkuk memiliki mahkota daun berlekatan, tabung mahkota berada di pangkal, dan mangkuk mahkota berada di ujung. Ukuran mangkuk mahkota sangat dominan dibandingkan tabung mahkota.

Corong (infundibuliform)

Bunga corong memiliki mahkota daun berlekatan dan hanya memiliki tabung mahkota. Dari pangkal ke ujung, dengan ukuran tabung mahkota semakin membesar. Mahkotanya pun ikut membesar. Contohnya bunga kecubung (Brugmansia versicolor). 

Lonceng/bel (campanulate) Bunga lonceng memiliki mahkota daun yang berlekatan dan hanya memiliki tabung mahkota. Dari pangkal ke ujung, ukurannya semakin membesar. Ukuran mahkotanya sedang dan panjang. Contohnya bunga Ipomoea.


Ipomea. Salah satu jenis bunga yang bentuknya mirip lonceng
Ipomea. Salah satu jenis bunga yang bentuknya mirip lonceng

Selengkapnya → Kesempurnaan bunga | Bentuk mahkota bunga | Bunga simetri beraturan | Bintang (rotate, stalate) | Tabung (tubuler) | Terompet (hypocrateryform) | Mangkuk (urceolate) | Corong (infundibuliform)

Bagian-bagian dan Penggolongan Bunga | Morfologi Bunga

Mengenal Bagian-bagian dan Penggolongan Bunga


Kalau di tinjau secara umum, tanaman hias dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tanaman hias daun dan tanaman hias bunga. Tanaman hias daun yaitu jenis tanaman hias yang memiliki bentuk dan warna daun yang unik. Sementara daya tarik tanaman hias bunga terletak pada bentuk, warna, dan aroma bunganya.

Morfologi Bunga

Sebenarnya, bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tumbuhan. Bunga merupakan bagian tanaman yang menunjukkan variasi besar dalam struktur, susunan, dan ukurannya.


Yang merupakan bagian penting pada bunga terdiri dari bagian steril dan bagian fertil. Bagian steril terdiri dari tangkai bunga, dasar bunga (receptacle), daun pelindung (brachtea), dan perhiasan bunga (perianthium). Lebih jauh, perhiasan bunga ini terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Sementara bagian yang fertil terdiri dari benang sari (stamen) dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga secara detail disajikan pada llustrasi dibawah.

 Bagian-bagian Bunga


Tangkai bunga merupakan bagian aksis utama pada bunga tunggal, misalnya bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Sementara pada bunga majemuk, tangkai bunga merupakan terminalisasi sistem percabangan bunga, misalnya pada bunga jati (tectona grandis).

Dasar bunga adalah ujung percabangan yang mengalami metamorfosis, pertumbuhannya terhenti, serta merupakan tempat tumbuhnya perhiasan dan kelamin bunga. Daun pelindung adalah bagian perhiasan bunga yang berfungsi untuk melindungi bunga pada saat masih kuncup.

Kelopak bunga (calyx) tersusun atas daun kelopak (sepal). Pada waktu muda (kuncup), kelopak bunga ini merupakan pelindung bagian bunga yang lain. Biasanya, bentuk kelopak bunga menyerupai daun yang berwarna hijau, kecil, dan berada di bawah petal.

Mahkota bunga (corolla) berada di sebelah dalam kelopak dan tersusun atas daun mahkota (petal). Ukuran mahkota bunga dapat lebih kecil, lebih besar, atau sama dengan daun kelopak. Warnanya bermacam-macam karena mengandung antosian. Aroma dan warna mahkota bunga ini dapat menjadi daya tarik terhadap serangga penyerbuk.

Stamen merupakan struktur reproduktif jantan, tersusun atas anther yang mengandung tepung sari dan didukung oleh benang sari (filament). Tepung sari dewasa akan dikeluarkan lewat dinding pori atau dinding anther yang pecah. Pada dasar stamen, biasanya terdapat kelenjar nektari yang menghasilkan bahan kental dan bergula. Kadang-kandang, kelenjar nektari juga menghasilkan parfum.

Pistil adalah struktur reproduksi betina. Umumnya, pistil memiliki bakal buah (ovarium), tangkai putik (stylus), dan kepala putik (stigma).


Penggolongan bunga pada tanaman hias bisa dilakukan berdasarkan beberapa kriteria, di antaranya posisi munculnya bunga, jumlah bunga pada tanaman, kelengkapan bagian-bagian bunga, kesempurnaan bunga, bentuk mahkota bunga, bunga majemuk, dan posisi antarbagian bunga.

Posisi munculnya bunga Berdasarkan posisi munculnya, bunga dapat digolongkan menjadi dua, yaitu bunga yang muncul di ujung batang atau cabang (terminalis) dan bunga yang muncul di ketiak daun (axillaris atau lateralis).
Jumlah bunga pada tanaman Berdasarkan jumlah bunganya yang ada pada tanaman, tanaman hias bunga dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu tanaman bunga tunggal (planta uniflora). dan tanaman bunga banyak (planta multiflora). Bunga pada tanaman hias banyak yang terbentuk dalam sebuah karangan, disebut dengan bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia).
Kelengkapan bagian-bagian bunga Berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi bunga lengkap (complete flower) dan bunga tidak lengkap (inccomplete flower). Disebut bunga lengkap jika memiliki daun kelopak dan daun mahkota. Sementara bunga digolongkan dalam bunga tidak lengkap bila tidak memiliki salah satu di antara bagian-bagian tersebut.
Selengkapnya → Bagian-bagian dan Penggolongan Bunga | Morfologi Bunga

Thursday, June 23, 2016

Pesona Tanaman Hias Gasteria Armstrongii

Pesona Tanaman Hias Gasteria Armstrongii

Tinggi tanaman hanya 2 cm, panjang daun 3 cm, dan lebar sekitar 1,5 cm. Namun, prestasinya justru menjulang. Gasteria mungil itu menyabet juara ke-2 kontes kaktus dan sukulen di Yokohama, Jepang, beberapa tahun lalu. Pola variegata kuning di tepi daun dan hijau di bagian tengahnya. Warna kuning daun armstrongii tipe katai itu pun cerah.

Pantas armstrongii koleksi salah satu nurseri di Jepang itu langsung membuat Wijaya jatuh cinta pada pandangan pertama. Permukaan daun tanaman asal Afrika Selatan itu kasar dengan ujung daun membulat. Lazimnya, tekstur daun halus dan ujungnya lancip. “Di Jepang tekstur kasar pada daun itu disebut mutiara,” kata Wijaya. Setelah negosiasi harga, armstrongii belang berdaun tiga yang harganya setara sebuah sepeda motor itu pun tiba di kediaman Wijaya di Surabaya, Jawa Timur, pada akhir 2010.

Wijaya menuturkan pertumbuhan G. armstrongii variegata lambat. “Dalam waktu 1,5 tahun pertambahan panjang daun hanya 0,5 cm,” tutur ketua Cacti and Succulent Society of Indonesia Itu. Maklum, jumlah kloroplas tanaman variegata lebih sedikit daripada normal. Akibatnya, penyerapan cahaya matahari tidak optimal. Kerja mengubah karbondioksida menjadi gula sebagai sumber energi dan makanan bagi pertumbuhan pun terhambat.

Daun gugur

Wijaya tertarik pada pesona tanaman perut-gasterdalam bahasa Yunani bermakna perut-sejak awal 2010. Itu bermula saat ia melihat sosok G. armstrongii dengan warna variegata ekstrem: kuning kejinggaan dan daun mengilap. “Sangat cantik," tuturnya. Padahal perjumpaan itu tidak disengaja. Saat itu ia tengah gandrung mengumpulkan Haworthia truncata variegata.

Pencarian di dunia maya pun dilakukan demi mendapatkan tanaman idaman. Pada saat itulah ia melihat G. armstrongii variegata di sebuah situs sukulen. Tanpa pikir panjang pria berkacamata minus itu langsung membeli tanaman yang pernah menjadi jawara kontes regional di Negeri Sakura itu.

la pun rela merogoh kocek hingga Rp 4,5-juta. Bagi Wijaya harga sukulen berdaun lima itu fantastis karena semula ia hanya mengenal jenis Gasteria p//ons//yang harganya berkisar Rp20.000-Rp30.000 per pot. “Saya kaget mengetahui ada gasteria semahal itu, tapi karena sosoknya menarik langsung saja saya beli,” katanya.

Harap mafhum, “Peluang kemunculan nutasl variegata satu per sejuta,” kata Ir Edhi Sandra MSi, ahli fisiologi tumbuhan dari -akultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Sifat variegata bisa diturunkan ke anakan atau turunan asal biji bila mutasi bersifat mutagenik-artinya mengubah susunan gen-dan stabil.

Di tanahair, dua daun armstrongii terbawah gugur dan berganti dengan dua daun baru yang seluruhnya berwarna kuning. Sontak saja Wijaya tersadar, tanaman kesayangannya itu tak mungkin bertahan lama. Sebab tanaman tak punya cukup zat hijau daun untuk bertahan hidup. Benar saja, semakin lama tanaman kian kurus hingga akhirnya mati pada akhir 2011. Kesedihan pria ramah Itu bukan karena harga tanaman itu mahal tetapi, “Sulit memperoleh gasterla dengan wama dan corak variegata seperti itu  lagi,” ujar pria yang bekerja di Kalimantan itu.

Toh, itu tak membuat ia kapok mengoleksi gasteria variegata sebab masih jarang yang mengoleksi. Lihat saja armstrongii variegata dengan ujung daun lancip bak pedang Tekstur daunnya halus dengan pola variegata striata.

Lain lagi dengan gasteria yang sosoknya persis tanduk dengan daun sepanjang 10 cm yang melekuk sempurna. Dua anakan yang muncul daunnya variegata. Pola variegata tampak kian mendominasi pada dedaunan baru. Tanaman yang namanya diambil dari William Armstrong, pemerhati tanaman dari Port Ellzabeth, Afrika Selatan, itu juga memiliki permukaan daun bak mutiara sehingga terlihat semakin elok.

Media porous

Total jenderal Wijaya mengoleksi 9 gasteria variegata: 5 buah G. armstrongii, 3 buah G. pilansii, dan sebuah G. batesiana. Jenis pilansii halus dengan bentangan daun yang lebih panjang dibandingkan G. armstrongii.


Di alam, G. pilansii lazimnya berdaun hijau dipenuhi bintik berwarna putih berpola melintang. Pola tumbuh daun “ngelancir”. Sementara pilansii koleksi Wijaya tampak roset dengan pola variegata berwarna kuning dan berdaun halus. Dengan tampilan seperti itu harganya melonjak hingga 100 kali lipat. Gasteria batesiana bermutasi warna menjadi putih, induknya hijau.

Gasteria batesiana variegata putih juga menjadi kebanggaan Yaya Sayadi, pehobi di Lembang, Bandung, Jawa Barat Yaya memperoleh tanaman sukulen itu dari salah satu kolektor di Bandung pada 2004. Selain mutasi warna putih, pria 42 tahun itu juga mengoleksi batesiana variegata berwarna kuning. Bintang laut emas Itu tampil apik dengan pertumbuhan daun yang roset Nun di Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Arief Allza kepincut hibrida G. armstrongii dengan warna perak menyelimuti daun yang bertotol-totol seperti kulit macan. Itu sebabnya pada namanya ada embel-embel “tlgerspot”. Daunnya lebih tebal dua kali lipat dibandingkan jenis armstrongii. variegata lain dan lebih cepat tumbuh. "Setiap delapan bulan muncul satu daun,” ujar Arief yang memperoleh sukulen itu dari Bandung, Jawa Barat, 3 tahun silam. Perut belang pun tampil menarik.

Sumber : Trubus 512
Budidaya

Selengkapnya → Pesona Tanaman Hias Gasteria Armstrongii